Klaim Tony Fernandes soal Harga Avtur Dinilai Gak Masuk Akal

Tony Fernandes bilang harga avtur RI lebih mahal 28 persen

Intinya Sih...

  • Tony Fernandes menyebut harga avtur di Indonesia lebih mahal 28 persen dibandingkan negara ASEAN lainnya.
  • Harga avtur di Indonesia bervariasi tergantung lokasi bandaranya, semakin ke timur semakin mahal.
  • Alvin Lie mempertanyakan klaim Tony, menyebut harga avtur untuk penerbangan dalam negeri sudah termasuk PPN 11 persen, bukan 28 persen.

Jakarta, IDN Times - Pengamat penerbangan, Alvin Lie mempertanyakan klaim CEO AirAsia, Tony Fernandes yang menyebutkan harga avtur di Indonesia lebih mahal dibandingkan negara lainnya.

Menurut Alvin, bisnis avtur tidak menghasilkan laba yang besar atau paling tidak hanya dalam rentang 5-10 persen. Jika 28 persen seperti yang diungkapkan Tony maka itu tidak masuk akal.

"Kalau Tony Fernandes memang menyebut angka 28 persen itu sebaiknya ditunjukkan harga avtur di mana, di negara mana dibanding dengan Indonesia, tapi kalau Indonesia ini lebih tinggi 28 persen dari negara-negara ASEAN lainnya itu tidak masuk akal," kata Alvin saat dihubungi IDN Times, Senin (9/9/2024).

Baca Juga: AirAsia Butuh Dana Segar 80 Juta Dolar AS, untuk Apa?

1. Harga avtur di Indonesia beragam

Klaim Tony Fernandes soal Harga Avtur Dinilai Gak Masuk AkalPertamina Patra Niaga, Subholding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) memastikan harga avtur kompetitif dan mengikuti aturan yang berlaku di Indonesia. (Dok. Pertamina)

Alvin menambahkan, harga avtur yang ada di Indonesia memang beragam tergantung lokasi bandaranya. Harga avtur termurah itu ada di Bandara Soekarno-Hatta dan Bandara Hang Nadim Batam. Semakin ke timur bandaranya, maka harga avtur akan semakin mahal.

"Misalnya di Ambon, di Jayapura itu lebih mahal karena ada unsur biaya angkut dan juga biaya logistik lainnya seperti penyimpanan dan sebagainya karena volumenya kecil sehingga tidak tercapai ini skala keekonomiannya," ucap Alvin.

2. Harga avtur penerbangan dalam negeri termasuk PPN

Klaim Tony Fernandes soal Harga Avtur Dinilai Gak Masuk AkalPertamina Patra Niaga, Subholding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) memastikan harga avtur kompetitif dan mengikuti aturan yang berlaku di Indonesia. (Dok. Pertamina)

Meski begitu, Alvin mengakui bahwa harga avtur untuk penerbangan dalam negeri sudah termasuk pajak pertambahan nilai atau PPN. Namun, besaran PPN tersebut tidak sampai 28 persen, melainkan hanya 11 persen. Dengan demikian, apa yang dimaksud Tony Fernandes tersebut masih belum jelas.

"Avtur yang untuk penerbangan dalam negeri itu memang kena PPN 11 persen, tapi itu masuk ke negara, bukan masuk ke Pertamina, sedangkan avtur untuk penerbangan ke luar negeri itu tidak kena PPN. Nah, apakah yang dimaksud ini PPN-nya? Tapi kalau PPN 11 persen, bukan 28 persen. Saya justru menilai kalau Tony Fernandes itu mampu menyebut 28 persen, dia harusnya menyebut secara detail, bukan hanya membuat sensasi menyebut 28 persen kemudian berhenti di sana. Ini saya menilai dia hanya cari sensasi saja," tutur Alvin.

Baca Juga: Bos AirAsia Bakal Temui Luhut Cari Solusi Harga Tiket Pesawat Mahal

3. Bos AirAsia sebut harga avtur di RI paling mahal

Klaim Tony Fernandes soal Harga Avtur Dinilai Gak Masuk AkalCEO AirAsia Tony Fernandes dalam Diskusi bersama Media.(IDN Times/Triyan)

Sebelumnya, CEO AirAsia, Tony Fernandes mengatakan bakal bertemu dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan untuk membahas dan mencari solusi soal harga tiket pesawat Indonesia yang mahal.

"Banyak orang menyalahkan maskapai untuk tarif tiket. Kenyataannya, kita harus membayar bahan bakar, kita harus menghadapi nilai tukar dan itu di luar kendali kita, yang mana kita ingin bicarakan dengan Pak Luhut," kata Tony kepada wartawan di Fairmont Jakarta, Kamis (5/9/2024).

Dalam catatanya, ada beberapa faktor yang membuat harga tiket pesawat di Indonesia mahal. Faktor pertama, harga bahan bakar pesawat atau avtur di Indonesia yang lebih tinggi dibandingkan negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) lainnya, termasuk Malaysia.

"Harga bahan bakar di Indonesia jauh lebih tinggi daripada negara-negara ASEAN lainnya, sekitar 28 persen lebih tinggi," ujar Tony.

Selain itu, pemasok Avtur di Tanah Air saat ini hanya PT Pertamina. Tony pun menyarankan agar ada perseroan lain yang menjual bahan bakar avtur, hal ini bertujuan agar bisnis penjualan lebih kompetitif.

Tony mencontohkan di Malaysia memiliki dua hingga tiga perusahaan yang menjual avtus, sehingga memiliki beberapa opsi untuk membeli Avtur.

"Di sebagian besar negara, ada pilihan. Jika hanya ada satu di Indonesia, mereka dapat mengenakan biaya yang mereka inginkan sehingga kompetisi diperlukan," ucapnya.

Baca Juga: AirAsia Kembali Promo Tiket Pesawat, ke Australia Gak Sampe Sejuta

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya