Fed Fund Rate Turun, BI Buka Ruang Turunkan Suku Bunga Acuan

Saat ini suku bunga acuan sebesar 6,25 persen

Intinya Sih...

  • BI tidak menutup ruang untuk menurunkan suku bunga acuan
  • Kondisi global, termasuk Fed Fund Rate dan US Treasury, mempengaruhi keputusan penurunan suku bunga
  • Mata uang dolar AS mengalami pelemahan akibat tingkat suku bunga AS dan kondisi geopolitik

Jakarta, IDN Times - Bank Indonesia (BI) tidak menutup ruang untuk menurunkan suku bunga acuan atau BI 7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRRR). Namun, penurunan suku bunga acuan tersebut bergantung dari kondisi global saat ini.

"Kondisi global itu apa? Saya sebutkan satu, kejelasan Fed Fund Rate. Kedua, tentu saja adalah bagaimana implikasi kepada suku bunga US Treasury, baik yang 2 tahun maupun 10 tahun. Yang ketiga adalah tentu saja kecenderungan mata uang dolar," tutur Gubernur BI, Perry Warjiyo dalam konferensi pers RDG BI, Rabu (21/8/2024).

Untuk Fed Fund Rate atau suku bunga The Fed (Bank Sentral Amerika Serikat), Perry mengatakan bakal ada penurunan sebanyak dua kali tahun ini.

"Kami dalam dua hari ini mendiskusikan bahwa baseline dengan probabilitas 75 persen ke atas, Fed Fund Rate akan turun 2 kali tahun ini, yaitu mulai September dan kemungkinan kalau gak November, Desember," ujar Perry.

1. Suku bunga US Treasury

Fed Fund Rate Turun, BI Buka Ruang Turunkan Suku Bunga AcuanIlustrasi Suku Bunga (IDN Times/Aditya Pratama)

Perry pun menjelaskan kondisi global dari sisi US Treasury. Menurut dia, penurunan Fed Fund Rate akan lebih banyak berpengaruh kepada penurunan suku bunga US Treasury 2 tahun.

Sejalan dengan penurunan suku bunga The Fed, Perry meyakini bahwa suku bunga US Treasury 2 tahun yang pada kuartal II-2024 sebesar 4,8 persen juga akan terus mengalami penyusutan.

"Sementara itu kalau yield US Treasury yang 10 tahun memang ada pengaruhnya dengan Fed Fund Rate, tapi tidak selalu one to one karena US Treasury yang 10 tahun ke atas itu juga ada hubungannya dengan pembiayaan defisit fiskal di Amerika, karena yang 10 tahun ke atas itu untuk pembiayaan defisit," tutur Perry.

Saat ini, suku bunga US Treasury 10 tahun sudah mulai turun ke level 3,9 persen. BI memproyeksikan hal tersebut akan terus turun, tetapi tidak signifikan.

"Hanya akan turun ke 3,8 persen di kuartal I-2025. Kuartal II-2025 juga 3,8. persen dan mungkin baru ke 3,7 persen, 3,6 persen di triwulan III dan IV tahun depan. Jadi, US reasury 10 tahun itu akan turun, tapi tetap akan more or less sama. Sementara US Treasury Note-nya yang 2 tahun itu akan terus turun mengikuti Fed Fund Rate," papar Perry.

Baca Juga: BI Sebut Suku Bunga The Fed Bakal Turun Dua Kali Tahun Ini

2. Dolar bakal alami pelemahan

Fed Fund Rate Turun, BI Buka Ruang Turunkan Suku Bunga Acuanilustrasi gambar uang dolar (pexels.com/pixabay)

Di sisi lain, Perry mengungkapkan kini mata uang dolar AS tengah mengalami pelemahan terhadap mata uang di dunia lainnya.

Perry mengungkapkan, penyebab pelemahan dolar AS tidak lain adalah tingkat suku bunga AS dan US Treasury serta ditambah kondisi geopolitik dan pemilu presiden di AS saat ini.

"Kami melihat dolar juga akan cenderung melemah," kata Perry.

Baca Juga: IHSG Cetak Rekor Baru Lagi usai BI Tahan Suku Bunga

3. BI pertahankan suku bunga acuan di level 6,25 persen

Fed Fund Rate Turun, BI Buka Ruang Turunkan Suku Bunga AcuanRapat Konferensi Pers RDG BI. (IDN Times/Triyan)

Sebelumnya diberitakan, RDG BI Edisi Agustus 2024 memutuskan kembali mempertahankan suku bunga acuan atau BI7DRRR di angka 6,25 persen.

Selain itu, RDG BI juga memutuskan mempertahankan suku bunga fasilitas deposit di angka 5,5 persen dan suku bunga lending facility sebesar 7 persen.

"Keputusan ini tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability, yaitu untuk penguatan lebih lanjut stabilisasi nilai tukar rupiah serta langkah pre-emptive dan forward-looking untuk memastikan tetap terkandalinya inflasi dalam sasaran 2,5±1 persen pada tahun 2024 dan 2025," kata Perry.

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya