Biar Lebih Murah, Menhub Usul Penjualan Avtur Dikelola Multiprovider

Sesuai dengan rekomendasi KPPU

Intinya Sih...

  • Menteri Perhubungan ingin kelola avtur secara multiprovider agar harga tiket pesawat turun
  • Budi Karya membantah pernyataan CEO AirAsia tentang harga avtur di Indonesia yang paling mahal
  • Harga avtur di Indonesia oleh Pertamina Patra Niaga lebih rendah dari Singapura, namun Tony Fernandes menyarankan adanya perseroan lain yang menjual avtur

Jakarta, IDN Times - Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi mengungkapkan usulan terkait bahan bakar pesawat atau avtur yang mesti dikelola secara multiprovider dan tidak dimonopoli. Hal itu perlu dilakukan agar harga tiket pesawat bisa turun dan harga avtur juga menjadi lebih murah.

"Avtur itu dirapatkan juga seharusnya tidak boleh monopoli dan kita mendaftarkan dari yang namanya rekomendasi Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) itu multiprovider. Jadi ada beberapa provider yang melakukan," ujar Budi Karya kepada awak media, dikutip Selasa (10/9/2024).

1. Budi Karya bantah harga avtur di RI paling mahal

Biar Lebih Murah, Menhub Usul Penjualan Avtur Dikelola MultiproviderPertamina Patra Niaga, Subholding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) memastikan harga avtur kompetitif dan mengikuti aturan yang berlaku di Indonesia. (Dok. Pertamina)

Di sisi lain, Budi Karya membantah pernyataan CEO AirAsia, Tony Fernandes yang mengatakan harga avtur di Indonesia paling mahal di antara negara-negara ASEAN.

Budi mengakui, harga avtur di Indonesia memang mahal, namun bukan yang paling mahal. Dia bahkan menyinggung penggunaan data saat dimintai respons soal pernyataan Tony.

“Jadi gini, tidak sepenuhnya benar. Jadi kalau kita bicara itu mesti pakai data, bahwa mahal iya, kalau paling mahal enggak,” kata Budi di kantor InJourney, Jakarta, Senin (9/9/2024).

Baca Juga: CEK FAKTA: Benarkah Harga Avtur RI Paling Mahal Se-ASEAN?

2. Pertamina pastikan harga avtur di RI lebih murah dibandingkan di Singapura

Biar Lebih Murah, Menhub Usul Penjualan Avtur Dikelola MultiproviderPertamina Patra Niaga, Subholding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) memastikan harga avtur kompetitif dan mengikuti aturan yang berlaku di Indonesia. (Dok. Pertamina)

Pernyataan Budi Karya tersebut diamini oleh Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari. Heppt memastikan, harga avtur di Indonesia kompetitif dan mengikuti aturan yang berlaku.

“Harga publikasi Avtur di Indonesia bisa dikatakan cukup kompetitif. Nilai kompetitif harga publikasi avtur milik Pertamina juga setara dan lebih rendah bila dibandingkan dengan harga publikasi per liter di negara yang memiliki kemiripan lanskap geografis,” ujar Heppy.

Harga avtur yang dijual Pertamina Patra Niaga pada rentang 1-30 September 2024 sebesar Rp13.211 per liter.

Angka tersebut jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan harga avtur di Singapura. Adapun harga avtur di Singapura dibanderol Rp23.212 per liter pada periode sama.

Baca Juga: Menhub Bantah Avtur RI Termahal di ASEAN: Bicara Mesti Pakai Data

3. Bos AirAsia sebut harga avtur di RI paling mahal

Biar Lebih Murah, Menhub Usul Penjualan Avtur Dikelola MultiproviderCEO AirAsia Tony Fernandes dalam Diskusi bersama Media.(IDN Times/Triyan)

Sebelumnya, CEO AirAsia, Tony Fernandes mengatakan bakal bertemu dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan untuk membahas dan mencari solusi soal harga tiket pesawat Indonesia yang mahal.

"Banyak orang menyalahkan maskapai untuk tarif tiket. Kenyataannya, kita harus membayar bahan bakar, kita harus menghadapi nilai tukar dan itu di luar kendali kita, yang mana kita ingin bicarakan dengan Pak Luhut," kata Tony kepada wartawan di Fairmont Jakarta, Kamis (5/9/2024).

Dalam catatanya, ada beberapa faktor yang membuat harga tiket pesawat di Indonesia mahal. Faktor pertama, harga bahan bakar pesawat atau avtur di Indonesia yang lebih tinggi dibandingkan negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) lainnya, termasuk Malaysia.

"Harga bahan bakar di Indonesia jauh lebih tinggi daripada negara-negara ASEAN lainnya, sekitar 28 persen lebih tinggi," ujar Tony.

Selain itu, pemasok Avtur di Tanah Air saat ini hanya PT Pertamina. Tony pun menyarankan agar ada perseroan lain yang menjual bahan bakar avtur, hal ini bertujuan agar bisnis penjualan lebih kompetitif.

Tony mencontohkan di Malaysia memiliki dua hingga tiga perusahaan yang menjual avtus, sehingga memiliki beberapa opsi untuk membeli Avtur.

"Di sebagian besar negara, ada pilihan. Jika hanya ada satu di Indonesia, mereka dapat mengenakan biaya yang mereka inginkan sehingga kompetisi diperlukan," ucapnya.

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya