Mengenal SRBI, Instrumen Investasi Baru yang Diterbitkan oleh BI
ilustrasi investasi (Freepik.com/rawpixel.com)
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sekuritas Rupiah Bank Indonesia atau SRBI adalah salah satu instrumen investasi yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia (BI) untuk menarik lebih banyak modal asing ke Indonesia. Alat investasi ini masih cukup baru karena diterbitkan pada tahun 2023 lalu.
Menariknya, instrumen baru milik BI ini juga dipercaya akan berdampak pada investor asing agar mengoleksi Surat Berharga Negara (SBN) untuk diinvestasikan. Lantas, apa itu SRBI dan seperti apa tujuan, karakteristik, serta dampaknya bagi rupiah Indonesia? Penasaran? Langsung saja cari tahu jawabannya berikut ini, ya.
Baca Juga: BI Terbitkan Sekuritas SRBI, Bisa Dibeli Masyarakat?
1. Apa itu SRBI?
ilustrasi investasi surat berharga negara (Freepik.com/Jcomp)Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Sekuritas Rupiah Bank Indonesia atau SRBI adalah instrumen investasi berupa surat berharga dalam mata uang rupiah. SRBI juga menjadi wujud pengakuan utang jangka pendek yang menggunakan underlying asset SBN dari Bank Indonesia.
Selain itu, SRBI adalah instrumen operasi moneter kontraktif untuk mengelola likuiditas. Instrumen ini diharapkan mampu mendukung pengembangan pasar uang dan stabilitas nilai tukar rupiah, karena bisa diperdagangkan dan dimiliki oleh non-bank (penduduk dan non-penduduk) di pasar sekunder.
2. Tujuan SRBI
ilustrasi pasar uang (Freepik.com)Tujuan penerbitan SRBI adalah untuk memperkuat pasar uang, menarik investasi asing, dan mengoptimalkan aset SBN milik Bank Indonesia. SRBI bisa diperdagangkan di pasar sekunder dengan diskonto yang memiliki jangka waktu hingga 12 bulan.
Tak hanya itu, SRBI juga dapat dipindahtangankan, sehingga bisa dimiliki oleh siapapun baik penduduk lokal maupun non-penduduk di pasar sekunder.
Baca Juga: Diserbu Investor, Penawaran SRBI Naik 4 Kali Lipat dari Target
Editor’s picks
3. Karakteristik SRBI
ilustrasi investasi surat berharga negara (thebluediamondgallery)Sama seperti instrumen investasi lainnya, SRBI juga memiliki karakteristik tersendiri yang menjadi ciri khasnya. Berikut beberapa ciri-cirinya, antara lain yaitu:
- Menggunakan underlying asset Surat Berharga Negara (SBN).
- Memiliki jangka waktu antara satu minggu hingga 12 bulan.
- Diterbitkan tanpa adanya warkat.
- Dapat diperdagangkan kembali.
- Diterbitkan dan diperdagangkan menggunakan sistem diskonto.
- Dapat dimiliki oleh penduduk dan bukan penduduk di pasar sekunder
4. Apa dampak SRBI terhadap rupiah?
ilustrasi rupiah menguat (IDN Times/Aditya Pratama)Setelah mengetahui pengertian, tujuan dan karakteristiknya, mungkin beberapa di antara kamu ada yang penasaran dan bertanya-tanya, apa dampak SRBI terhadap mata uang rupiah? Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dapat memberikan beberapa dampak positif terhadap mata uang rupiah, seperti:
- Penguatan mata uang rupiah, SRBI dinilai dapat menarik minat investor asing dalam mengoleksi SBN tenor pendek. Hal ini akan berdampak terhadap meningkatnya permintaan mata uang rupiah dan memperkuat nilai tukarnya.
- Peningkatan cadangan devisa, dengan meningkatnya minat investor asing, arus masuk modal ke Indonesia bisa semakin bertambah. Nantinya, hal ini akan berkontribusi pada peningkatan cadangan devisa negara.
Namun, ada pandangan yang menyatakan bahwa dampak SRBI terhadap arus masuk modal masih belum jelas, terutama karena adanya perbedaan suku bunga dengan Amerika Serikat yang semakin menyempit. Artinya, pengaruh SRBI terhadap penguatan rupiah mungkin terbatas jika perbedaan suku bunga tidak cukup menarik bagi investor asing.
Baca Juga: Kepemilikan Asing di Instrumen SRBI Capai Rp16,98 Triliun
Demikian ulasan mengenai apa itu SRBI, mulai dari definisi, tujuan, karakteristik, hingga dampaknya terhadap mata uang rupiah. Jika disimpulkan, SRBI adalah instrumen investasi baru yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia underlying asset Surat Berharga Negara (SBN).
Semoga informasi ini dapat membantumu dalam memahami SRBI dengan lebih jelas, ya.
Penulis: Muti’ah Nur Rahmah
