10 Jenis Anggaran yang Wajib Disiapkan untuk Merintis Bisnis Jasa
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Supaya dapat berjalan dengan lancar, sebuah bisnis perlu memiliki rancangan anggaran perusahaan sebelum mulai beroperasi. Hal itu bertujuan untuk menghindari terjadinya risiko kekurangan biaya untuk berbagai kebutuhan, misalnya produksi.
Secara sederhana, anggaran merupakan rencana perkiraan dana atau biaya yang dibutuhkan perusahaan untuk menjalankan bisnis selama periode yang telah ditentukan. Dalam dunia bisnis sendiri, terdapat beberapa jenis anggaran yang harus dibuat.
Berikut jenis-jenis anggaran yang umumnya ada pada perusahaan jasa. Yuk, simak!
1. Anggaran pengeluaran modal
Anggaran yang pertama, yaitu anggaran pengeluaran modal. Anggaran ini dirancang untuk mengetahui berapa banyak modal yang dibutuhkan perusahaan selama periode anggaran.
Anggaran ini dibuat berdasarkan anggaran penjualan. Anggaran pengeluaran modal biasanya dijadikan dasar untuk membuat anggaran kas, anggaran overhead pabrik dan anggaran biaya non produksi.
2. Anggaran kas perusahaan
Cash budget atau anggaran kas merupakan perkiraan uang masuk dan keluar selama satu periode. Anggaran kas berdasarkan informasi dari anggaran operasi dan anggaran pengeluaran modal serta perkirakan hutang dan piutang.
Dengan adanya anggaran kas, kamu dapat melakukan evaluasi terhadap kondisi kas likuid perusahaan, ketepatan penggunaan anggaran perusahaan, dan perhitungan profit.
3. Anggaran tenaga kerja langsung
Anggaran ini berisi data kisaran biaya tenaga kerja dalam satu periode. Perhitungan dalam anggaran ini dibagi menjadi dua, yaitu berdasarkan upah per jam dan upah unit per produk.
Anggaran tenaga kerja langsung juga menjadi landasan untuk menyusun anggaran kas dan anggaran laba rugi.
4. Anggaran beban langsung pelatihan
Anggaran beban langsung pelatihan adalah seluruh biaya yang berkaitan dengan pelatihan dan dapat dianalisis dengan mudah. Beban langsung pelatihan memiliki pengaruh besar terhadap keuntungan yang akan didapat perusahaan.
Baca Juga: 5 Jenis Usaha Kelompok, Wajib Tahu sebelum Mulai Bisnis!
5. Anggaran beban tidak langsung pelatihan
Editor’s picks
Sementara, anggaran beban tidak langsung pelatihan adalah keseluruhan biaya yang harus dikeluarkan demi kelangsungan pelatihan. Namun, umumnya anggaran ini sulit dianalisis atau hingga kegiatan pelatihan terlaksana.
6. Anggaran penjualan perusahaan jasa
Anggaran penjualan atau sales budget berisikan informasi detail mengenai rencana penjualan perusahaan untuk kedepannya. Adapun, informasi yang terangkum dalam anggaran ini, meliputi nama produk, jenis produk, jumlah, harga, waktu, dan lokasi penjualan.
Perhitungan anggaran ini berfokus pada jumlah produk atau jasa yang terjual dan harga penjualan.
7. Anggaran biaya overhead pabrik
Anggaran overhead pabrik memperkirakan biaya overhead pabrik selama satu periode. Adapun, yang termasuk ke dalam anggaran ini, yaitu biaya bahan tambahan, biaya pemakaian bahan baku tambahan, biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya pajak, biaya asuransi, biaya untuk fasilitas tambahan, biaya pengawasan, dan biaya overhead produksi.
Baca Juga: Simak, Ini 9 Jenis Potongan Gaji Karyawan di Perusahaan
8. Anggaran neraca perusahaan jasa
Anggaran neraca mencatat gambaran rencana posisi keuangan perusahaan, seperti aktiva, utang, dan modal perusahaan pada awal dan akhir periode anggaran. Anggaran ini disusun berdasarkan anggaran kas, anggaran laba-rugi, utang, piutang, anggaran persediaan, dan penambahan modal.
Anggaran ini bermanfaat untuk menjaga keseimbangan keuangan antara aktiva dan pasiva dan keseimbangan modal serta modal pinjaman.
9. Anggaran perubahan posisi keuangan
Anggaran yang satu ini menjelaskan mengenai perubahan modal, aktiva, dan nilai utang dalam satu periode yang telah ditetapkan. Anggaran ini disusun berdasarkan anggaran neraca dan menekankan soal perubahannya.
10. Anggaran laba rugi
Anggaran ini berisi informasi mengenai perkiraan laba atau rugi yang akan didapat perusahaan selama satu periode anggaran. Nilai perkiraan ini didapat dari jumlah anggaran penjualan, anggaran produksi, anggaran beban operasional, dan anggaran biaya overhead perusahaan.
Baca Juga: Jenis-Jenis Utang dalam Bisnis Berdasarkan Jangka Waktunya