PGE Kelola 14 Lapangan Panas Bumi, Sumber Daya hingga 3 GW

Berlokasi di Jawa dan Sumatera

Intinya Sih...

  • PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) mencatatkan pendapatan 103,32 juta dolar AS dan laba bersih 47,49 juta dolar AS pada kuartal I 2024.
  • PGE memiliki sumber daya panas bumi hingga 3 GW di 14 lapangan panas bumi yang sebagian besar berlokasi di Jawa dan Sumatera.
  •  

Jakarta, IDN Times - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) berkomitmen mengembangkan sumber daya panas bumi sebagai tulang punggung transisi energi nasional. Hal ini didukung dengan kinerja positif perseroan.

PGE pada kuartal I 2024 mencatatkan pendapatan 103,32 juta dolar AS dan laba bersih 47,49 juta dolar AS. Realisasi pendapatan lebih tinggi 4,1 persen dari target pendapatan year to date yang dipatok dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan 2024.

Baca Juga: PGE Mulai Eksplorasi Panas Bumi di Kenya Tahun Ini

1. PGE kelola 14 lapangan panas bumi

PGE Kelola 14 Lapangan Panas Bumi, Sumber Daya hingga 3 GWSalah satu area kerja Pertamina Geothermal Energy (dok. Pertamina Geothermal Energy)

Direktur Utama PGE Julfi Hadi menyatakan, kinerja perseroan yang kuat di kuartal I 2024 memantapkan fondasi PGE untuk terus menggarap energi panas bumi di Indonesia yang memiliki sumber daya sangat besar.

Dia menyebut, 14 lapangan panas bumi, yang terdiri dari 13 wilayah kerja panas bumi dan 1 wilayah kerja penugasan, yang dikelola PGE di Indonesia diperkirakan memiliki sumber daya hingga 3 GW. Lapangan panas bumi itu sebagian besar berlokasi di Jawa dan Sumatera sebagai pusat aktivitas utama ekonomi Indonesia.

"Kita punya sumber daya panas bumi sampai 3 GW yang bisa saya katakan sebagai sumber daya terbaik," kata Julfi dalam keterangannya, dikutip Sabtu (11/5/2024).

Dengan sumber daya yang begitu besar, dia menuturkan, hanya panas bumi yang bisa menggantikan bahan bakar fosil.

Transisi energi menuju energi terbarukan sulit dijalankan tanpa geotermal sebagai satu-satunya energi terbarukan yang menjadi pembangkit base-load," ucapnya.

Baca Juga: PGE Sukses Hemat Energi 41.953,75 MWh pada 2023

2. Kinerja keuangan PGE stabil

PGE Kelola 14 Lapangan Panas Bumi, Sumber Daya hingga 3 GWSalah satu area kerja milik Pertamina Geothermal Energy (dok. Pertamina Geothermal Energy)

Direktur Keuangan Yurizki Rio menegaskan performa keuangan PGE di kuartal I 2024 cukup stabil dalam merealisasikan visi perusahaan sebagai perusahaan dengan kapasitas pembangkitan 1 GW dalam dua tahun ke depan.

PGE juga mempertahankan posisi cash flow yang kuat untuk mendukung ekspansi organik dan inorganik di masa depan.

"Alhamdulillah, sepanjang kuartal I 2024, kita mampu mempertahankan kinerja yang solid dan stabil, cukup sejalan dengan misi untuk membawa PGE menuju 1 GW company di 2026," ujarnya.

Adapun penyerapan belanja modal secara menyeluruh di kuartal I 2024 mencapai hingga 25 persen, selaras dengan target yang ditetapkan oleh PGE. Dari aspek pengembangan dan pemeliharaan, belanja modal PGE di kuartal I 2024 meningkat 136,03 persen dibandingkan periode yang sama 2023 sebesar 18,08 juta dolar AS.

3. Ekspansi dan strategi PGE

PGE Kelola 14 Lapangan Panas Bumi, Sumber Daya hingga 3 GWPGE (Dok PGE Area Kamojang)

Direktur Operasi PGE Ahmad Yani menggarisbawahi posisi Indonesia sebagai produsen energi geotermal kedua terbesar di dunia. Dia memaparkan bahwa kapasitas produksi PGE di lima wilayah kerja kunci, yaitu Kamojang, Lahendong, Ulubelu, Lumut Balai, dan Karaha, menunjukkan pertumbuhan yang kuat.

Secara garis besar, kinerja produksi pada kuartal I 2024 mencapai 1.208 GWh, mengalami peningkatan sebesar 2,6 persen year-on-year dari periode yang sama pada 2023. Ke depannya, PGE juga mendorong pertumbuhan produksi melalui de-bottlenecking utilisasi fasilitas Ulubelu, peningkatan kapasitas area Lahendong dan Ulubelu, serta proyek perawatan besar-besaran menuju kuartal II 2024.

PGE secara konsisten juga terus melakukan ekspansi untuk menambah kapasitas pembangkitan sebesar 340 MW untuk dua tahun ke depan. Untuk mencapai target itu, PGE terus mengembangkan berbagai proyek panas bumi seperti ekstensi Hululais, Seulawah, Way Ratai, dan Kotamobagu.

"Kami membidik penambahan kapasitas sebesar 55 MW di akhir tahun, yang akan didukung dengan pembangkit Lumut Balai Unit 2," kata Ahmad Yani.

Dia menambahkan, bisnis geotermal juga memiliki potensi pendapatan tambahan dari non-kelistrikan yang cukup signifikan. Untuk itu, PGE akan memaksimalkan sumber pendapatan baru (new revenue stream) pada tahun ini, melalui tiga bisnis turunan, yaitu PGE Solution, Flow2Max, dan PGE Labs yang menyediakan solusi teknologi sebagai upaya penyiapan ekosistem industri panas bumi nasional.

Sementara Julfi Hadi menjelaskan bahwa bisnis PGE juga terus tumbuh melalui berbagai strategi, yaitu:

  1. Eksplorasi sumber pendapatan baru dari strategi organik dan inorganik, dengan mengupayakan meraih Power Purchase Agreement pada 11 unit proyek dan melakukan studi untuk ekspansi proyek panas bumi ke Turkiye dan Kenya
  2. Pengembangan teknologi eksplorasi, yang dibuktikan dengan penandatanganan Joint Development Study Agreement (JDSA) dengan PLN Indonesia Power (PLN IP) di awal tahun 2024 untuk mengembangkan co-generation technology dan pembangkit listrik berkapasitas hingga 230 MW
  3. Mengembangkan bisnis di luar ketenagalistrikan seperti produksi green hydrogen dan amonia. Strategi-strategi tersebut diyakini akan membuat PGE menjadi pengembang panas bumi terdepan di tingkat dunia.

Topik:

  • Jujuk Ernawati

Berita Terkini Lainnya