Airlangga Optimistis RI Bisa Pertahankan Defisit di Bawah 3 Persen

Pemerintah usul di kisaran 2,45-2,82 persen

Intinya Sih...

  • Menteri Airlangga optimistis defisit APBN 2025 di bawah 3 persen untuk mengantisipasi kenaikan pembayaran bunga utang.
  • Defisit anggaran baru menjadi alarm jika tembus 5-7 persen, seperti di Eropa, sementara Indonesia masih di bawah 3 persen.

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto optimistis defisit anggaran pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun depan bisa dipertahankan di bawah 3 persen.

Pemerintah sebelumnya mengusulkan target defisit anggaran pada APBN 2025 dalam kisaran 2,45 persen - 2,82 persen. Tujuannya untuk mengantisipasi pembayaran bunga utang pada tahun depan yang diperkirakan meningkat karena pengaruh suku bunga global dan tekanan mata uang dolar Amerika Serikat (AS).

Baca Juga: Defisit APBN 2025 Dirancang 2,45-2,82 Persen terhadap PDB

1. Jadi dorongan ekonomi Indonesia

Airlangga Optimistis RI Bisa Pertahankan Defisit di Bawah 3 Persenilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Aditya Pratama)

Airlanggga berharap, dengan rancangan defisit di kisaran tersebut, dapat menjadi dorongan bagi semua pihak untuk tetap optimistis terhadap kondisi perekonomian nasional saat ini dan ke depannya.

Menurutnya, defisit anggaran baru jadi alarm jika rata-rata sudah tembus 5 persen - 7 persen. Ini seperti yang terjadi di Eropa.

"Baru jadi alarm itu kalau kita lihat defisit anggaran di negara-negara Uni Eropa (UE) yang rata-rata 5 persen - 7 persen. Alarmnya bunyinya di Eropa bukan di Indonesia, Indonesia masih di bawah 3 persen," kata dia, dikutip dari keterangan tertulisnya, Sabtu (22/6/2024).

Baca Juga: Bappenas Minta Menkeu Turunkan Rentang Defisit APBN Jadi 1,5 Persen

2. Airlangga minta tak perlu panik

Airlangga Optimistis RI Bisa Pertahankan Defisit di Bawah 3 PersenMenteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto. (Dok/Istimewa).

Dia menyampaikan bahwa Bank Sentral UE juga sudah mengingatkan negara-negara anggotanya untuk memelihara tingkat defisit anggaran di bawah 3 persen.

"Anda bisa lihat negara Jerman, Prancis, Italia, itu (defisitnya) antara 5 persen - 7 persen, dan Indonesia di bawah 3 persen, jadi tidak perlu panik. Mereka sudah dapat peringatan dari Bank Sentral UE kalau negara-negara UE harus ikut seperti negara-negara Asia," tutur Airlangga.

Selain kemampuan menjaga fundamental ekonomi Indonesia agar tetap kuat menjadi hal yang terpenting, Airlangga juga meyakini bahwa kebijakan perekonomian Pemerintah di tahun depan masih akan tetap sejalan dengan kebijakan saat ini.

Adapun neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2024 tercatat memperoleh surplus 2,93 miliar dolar AS dan mampu melanjutkan tren surplus selama 49 bulan berturut-turut. Meski tereduksi dengan defisit sektor migas, surplus neraca perdagangan tersebut didukung oleh surplus sektor nonmigas sebesar 4,26 miliar dolar AS.

Peningkatan ekspor nonmigas Indonesia pada Mei 2024 dibandingkan April 2024 diikuti dengan meningkatnya nilai ekspor ke sebagian besar negara tujuan utama seperti China, AS, dan Jepang. Selain itu, ekspor Indonesia ke ASEAN dan UE juga meningkat.

"Selain dari segi trade kita surplus, pertumbuhan ekonomi Indonesia relatif tinggi di 5,11 persen, kemudian inflasi rendah di 2,8 persen, kemudian juga dari daya saing juga relatif tinggi," ujarnya.

Peringkat daya saing Indonesia naik sebanyak 7 tingkat pada 2024, tertinggi dalam enam tahun terakhir. Riset IMD World Competitiveness Ranking 2024 mencatat Indonesia menduduki posisi ke-27 dari 67 negara, di mana pada 2023 lalu Indonesia berada di posisi ke-34.

"Jadi secara fundamental Indeks Keyakinan Konsumen juga baik, PMI kita juga positif di atas 50," ucap Airlangga.

3. Pemerintah jaga faktor sentimental regional dan investasi

Airlangga Optimistis RI Bisa Pertahankan Defisit di Bawah 3 PersenIlustrasi konsep investasi dalam buku (freepik.com/rawpixel.com)

Meski kondisi fundamental ekonomi masih stabil, namun pemerintah masih terus menjaga faktor sentimental regional dan mendorong masuknya investasi.

"Devisa Hasil Ekspor juga kita dorong, dan juga kita minta kepada para pengusaha yang ekspornya masih punya devisa di luar negeri untuk dimasukkan ke dalam negeri," kata Airlangga.

Topik:

  • Jujuk Ernawati

Berita Terkini Lainnya