Perbandingan Krisis 1998 dan 2018 Menurut Rizal Ramli

Meski kritik pemerintah, Rizal beri pujian untuk BI

Jakarta, IDN Times – Ekonom Rizal Ramli mengkritik Kantor Staf Presiden (KSP) yang dia nilai melakukan pembohongan publik. Rizal tidak terima KSP menyebut kondisi ekonomi 2018 tidak seburuk krisis 1998.

Padahal menurutnya, pengambilan kebijakan oleh pemerintah terkait kondisi ekonomi saat ini di belakang kecenderungan. Rizal pun menilai KSP melakukan kebohongan publik jika dibandingkan dengan data yang ia miliki.

“Mohon maaf, belum. Ini baru permulaan. Kenapa? Karena langkah-langkah banyak yang behind the curve, di belakang kecenderungan. Kenapa kami katakan, ini belum, baru awal Rp15 ribu/US$. Jadi KSP ngibulin rakyat kita dengan mengatakan 1998 lebih gawat dari hari ini,” kata Rizal dalam sebuah diskusi di Jakarta, Rabu (26/9).

 

1. Perbandingan waktu yang tidak sesuai

Perbandingan Krisis 1998 dan 2018 Menurut Rizal RamliUnsplash/bady qb

Tahun 1998 adalah saat terjadi krisis ekonomi di Indonesia. Menurutnya kondisi itu tidak tepat dibandingkan dengan tahun 2018.

“Yang resmi dikeluarkan KSP itu membandingkan 1998 dengan hari ini. tapi 1998-nya setelah krisis. Itu konyol. Kalau mau bandingkan 1998 dengan hari ini, 1998-nya sebelum krisis dengan hari ini baru apple to apple perbandingannya,” kata Rizal.

Diberitakan IDN Times sebelumnya, pelemahan rupiah 2018 tidak terjadi secara drastis. Dapat dilihat bahwa pada September 1997 kurs rupiah berada pada nilai Rp3.030/dolar AS. Dalam waktu setahun, nilai rupiah anjlok drastis ke level Rp10.725/dolar AS pada September 1998. 

Bandingkan dengan kondisi saat ini! 

Pada September 2017, kurs rupiah berada pada level Rp13.345/dolar. Rupiah kemudian melemah menjadi Rp14.815 per dolar pada bulan September 2018. 

Jika mau memosisikan pelemahan rupiah yang sama dengan keadaan 1998, rupiah bisa mencapai Rp47.241 per dolar.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution juga menegaskan hal senada. "Jangan bandingkan Rp14.000 sekarang (dengan) Rp14.000 di 20 tahun yang lalu," kata dia. 

Lebih lanjut dia menjelaskan kondisi krisis ekonomi 1998. Kala itu, rupiah memang melemah di level Rp14.000. Tapi, harus dicatat bahwa pelemahan rupiah kala itu berangkat dari level sekitar Rp2.800 per dolar. Sementara kondisi saat ini, pelemahan berangkat dari level Rp13.000 yang kemudian "naik ke Rp14.000," tegas Darmin. 

Baca Juga: Rupiah Melemah Karena Lira, Menkeu: Indonesia Beda dengan Turki

2. Data ekonomi dari waktu yang tidak layak diperbandingkan

Perbandingan Krisis 1998 dan 2018 Menurut Rizal RamliANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan juga Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman itu kemudian membuka catatannya yang menyebutkan bahwa transaksi berjalan akhir tahun 1997 minus US$4,89 miliar, sementara tahun 2018 ini minus US$8 miliar. Lalu transaksi berjalan berdasarkan PDB pada akhir 1997 minus 2,2 persen PDB sedangkan pada 2018 adalah 3,4 persen PDB.

“Neraca perdagangan akhir 1997, positif US$0,41 miliar, hari ini minus US$3,02 miliar. Cadangan devisa tahun ini lebih baik dibanding akhir 1997,” sebut Rizal.

Baca Juga: 7 Perbedaan Pelemahan Rupiah di Krisis 1998 dengan Kondisi Tahun 2018

3. Meski kritik pemerintah, Rizal layangkan pujian untuk Bank Indonesia

Perbandingan Krisis 1998 dan 2018 Menurut Rizal RamliIDN Times/Sukma Shakti

Dari berbagai kebijakan yang dilakukan pemerintah, Rizal memuji langkah Bank Indonesia yang menaikkan suku bunga acuan. “Satu-satunya yang langkahnya ahead the curve hanya Bank Indonesia. Gubernur BI saya puji, dia ambil langkah naikin tingkat bunga. Mungkin harusnya sekaligus 3,5-4 persen atau dicicil. Tapi kalau terlalu tinggi naikin tingkat bunga pertumbuhan ekonomi 5 persen bakal anjlok ke 4,5 persen,” ujarnya.

Baca Juga: Selasa Sore, Rupiah Nyaris Tembus Rp15.000

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya