Rahasia Sukses 3 Pengusaha Muda Tanah Air Rintis Bisnis Keluarga

Terlahir dari 'sendok emas' tak lantas membuat mereka malas

Jakarta, IDN Times - Berada di bawah bayang-bayang kesuksesan generasi pertama dalam merintis bisnis tentu bukanlah hal yang mudah. Tak jarang beban berat harus dipikul oleh para generasi kedua dan ketiga saat meneruskan bisnis keluarga.

Tiga pengusaha muda sukses tanah air berbagi pengalaman mereka merintis bisnis keluarga di atas panggung Visionary Leaders, Indonesia Millennial Summit 2020 by IDN Media yang digelar di The Tribrata, Dharmawangsa, Jakarta Selatan pada 17-18 Januari 2020. Mereka adalah Arini Subianto yang saat ini menjabat sebagai Presiden Direktur Persada Capital Investama, Megain Widjaja selaku Group CEO of The Indonesia Commodities and Derivatives Exchange (ICDX) dan CEO Agung Sedayu Retail Indonesia (ASRI) Alex Kusuma.

Dalam sesi "Changing Paradigms: Innovation, Entrepreneurship and Family Business", ketiga pemimpin muda tersebut berbagi pengalaman mengenai tantangan hingga inovasi dalam menjalankan bisnis, khususnya dalam meneruskan bisnis keluarga mereka. Tak hanya itu, mereka juga memberi motivasi kepada generasi millennial untuk menjadi pengusaha sukses.

1. Meneruskan bisnis keluarga selalu tidak mudah

Rahasia Sukses 3 Pengusaha Muda Tanah Air Rintis Bisnis KeluargaIDN Times/Kevin Handoko

Arini Subianto mengaku tak mudah meneruskan bisnis keluarganya yang besar dari sang ayah, Benny Subianto. Arini mengaku bahwa semuanya tidak mudah di awal. Namun, ia mengaku beruntung juga di awal karena sempat didampingi almarhum ayahnya sebelum berpulang.

"Walau sejak awal sudah disepakati bahwa usaha keluarga akan diwariskan ke saya, namun awalnya sangat tidak mudah. Saya beruntung didampingi oleh ayah selama 6 bulan, walau saat itu beliau tengah sakit," ujar Arini.

"Selain itu, saya punya Teddy Rahmat, sebagai mentor, yang benar-benar menuntun saya menjalani bisnis. Saya, kan, lebih dulu punya bisnis yakni di bidang kreatif dan retail, sebelum akhirnya mewarisi Persada dari ayah," lanjut perempuan yang pernah dinobatkan Forbes sebagai perempuan terkaya nomor satu di Indonesia ini.

Ia menambahkan, menjalankan bisnis besar dan punya keuntungan yang tak sedikit, bagi Arini, butuh bantuan dari banyak pihak dan tim yang luar biasa. Sebab, tak mudah menjalankan bisnis jika hanya memikul beban berat sendirian untuk melangkah jauh ke depan.

"Semua itu bisa berjalan baik kalau ada tim yang kompeten. Saya beruntung dikelilingi tim yang luar biasa dan sangat baik dalam bekerja. Di dalam bisnis, tak mungkin kita bisa melaju sendirian karena omong kosong bisnis besar bisa maju kalau diurus perorangan saja," tegas Arini.

Baca Juga: Merintis Jalan Jadi Perempuan Hebat ala Arini Subianto

2. Arini mengaku sempat terbebani dengan status sebagai perempuan terkaya nomor satu di Indonesia

Rahasia Sukses 3 Pengusaha Muda Tanah Air Rintis Bisnis KeluargaIDN Times/Reynaldy Wiranata

Arini Subianto sendiri pernah dinobatkan Forbes pada 2017 lalu sebagai perempuan terkaya nomor satu di Indonesia. Kala itu, ia ditaksir punya total kekayaan senilai Rp11,4 triliun yang menjadikannnya perempuan terkaya di Nusantara. Namun, alih-alih senang dan bangga, ibu dua anak ini justru merasakan itu sebagai beban.

"Terus terang, masuk dalam daftar itu (perempuan terkaya) malah jadi beban buat saya. Orang banyak menganggap bahwa itu saya yang kaya, padahal bukan. Itu representasi perusahaan yang nilainya berubah terus setiap hari. Saya hanya mewakili perusahaan saya saja," jelas Arini secara terperinci.

Lebih lanjut, Arini membeberkan bagaimana cara ia menjelaskan ke anak-anaknya untuk tidak takabur dengan pencapaian ibunya.

"Anak saya tahu soal perempuan terkaya itu dari teman-temannya. Tapi, saya selalu mengingatkan anak saya bahwa itu bukan uang yang saya miliki di bank, namun itu hanya valuasi perusahaan saja," tegas Arini.

Sebagai pebisnis, Arini Subianto membeberkan pesannya untuk para perempuan Indonesia agar mampu menyeimbangkan antara karier dan keluarga agar berjalan sama baiknya dan sama-sama sukses di keduanya.

"Saya tidak ahli dalam membagi tugas antara keluarga dan pekerjaan. Jujur, saya masih ada yang ketinggalan, masih ada yang harus dikorbankan kadang-kadang, gak mudah, tapi yang penting prinsipnya dulu. Kalau saya prinsipnya, anak saya nomor satu, semua yang mempunyai anak pasti berpikir seperti itu," jelas Arini.

3. Prinsip keluarga selalu dipegang teguh Megain Widjaja dalam menjalankan bisnisnya sendiri

Rahasia Sukses 3 Pengusaha Muda Tanah Air Rintis Bisnis KeluargaIDN Times/Reynaldy Wiranata

Sementara itu Megain Widjaja mengungkapkan, ia belajar banyak dari keluarganya saat membangun maupun meneruskan bisnis keluarga. Banyak mendengar dan sedikit berbicara menjadi prinsip yang selalu dipegang oleh Megain dan keluarganya. Menurut dia, prinsip itu sangat membantu dalam mengambil kebijakan untuk bisnis yang sedang digeluti.

"Value pertama yang diteruskan dari generasi pertama keluarga kita adalah banyak mendengar sedikit berbicara. Ini memang kedengaran mudah tapi susah dibuat. Tapi ketika kita masih muda beranjak dewasa pengennya banyak omong dulu, sotoy. Cuma ketika kita mendalami, kalau kita lebuh banyak mendengar kita akan mendapat input. Ketika input kita proses, kaji, pikirkan baik-baik maka kita bisa mendapatkan decision yang lebih baik," ucapnya.

Prinsip itu, kata Megain, selalu ditularkan kepada generasi-generasi selanjutnya. Ia percaya dengan lebih banyak mendengar, seseorang bisa lebih banyak belajar dan membuat keputusan yang lebih tepat.

"Kalau cuma mengikuti keinginan hati lebih banyak berbicara biasanya hasilnya kurang maksimal. Jadi ini tetap kita pegang dari generasi pertama, kedua sampai sekarang sampai anak-anak saya sekarang saya jelaskan bahwa kalau mau sukses harus banyak mendengar, sedikit berbicara," tegasnya.

Baca Juga: Cara Sukses ala Megain Widjaja, Nomor 1: Banyak Dengar Sedikit Bicara!

4. Megain sempat takut berbeda bisnis dengan keluarganya

Rahasia Sukses 3 Pengusaha Muda Tanah Air Rintis Bisnis KeluargaIDN Times/Reynaldy Wiranata

Megain Widjaja saat ini menggeluti bisnis bursa komoditi dan derivatif. Bisnis itu berbeda dibanding bisnis keluarganya yang banyak bergerak di bidang properti, telekomunikasi hingga pulp and paper. Ia mengaku sempat khawatir gagal menjalankan bisnis yang digelutinya. Namun, kekhawatiran itu hilang saat dia menjalankan prinsip keluarganya. 

"Sebenarnya (rasa) takut ada. Namun kalau saya lihat historical keluarga saya, kita semua entrepreneur. Opa saya atau engkong, itu tidak lulus SD dan tiba di Makassar memulai bisnisnya sampai group (Sinarmas Land) itu ada dia punya prinsip juga "put the right people on the right place". Jadi kalau mau bisnis itu berkembang maju kita harus fokus kepada human resources-nya," ungkap dia.

Megain pun memberikan pesan kepada generasi millennial untuk tidak pernah takut gagal dalam menjalankan bisnis. Di sisi lain, ia menekankan pentingnya menjadi orang yang disiplin dalam banyak hal. Dengan disiplin, ia percaya seseorang bisa menggapai cita-citanya.

"Sekolah itu adalah kita punya training ground. Training ground kita untuk disiplin. Karena kalau kita gak punya disiplin mustahil tetap bisa melakukan hal-hal yang luar biasa. Karena hal-hal yang luar biasa itu hanya bisa dicapai dari perbuatan yang sehari-hari kita buat tapi langsung disiplin. Karena tanpa disiplin kita tidak mungkin bisa mencapai status atau merupakan objektifnya kita dalam hidup kita. Harus persistance. Ini opa saya bilang, kalau gak disiplin kita gak mungkin bisa jadi orang (sukses)," ujarnya.

Selain itu, Megain menyarankan kepada semua orang yang mau memulai bisnis untuk tidak minder. Menjadi orang yang percaya diri dan selalu optimis juga merupakan salah satu kunci untuk membangun kesuksesan dalam berbisnis.

"Kalau opini personal on this, jangan minder. Karena orang-orang hebat di dunia ini from nothing. Mereka gak punya apa-apa, mereka bisa menjadi orang yang hebat. Karena mereka percaya diri dan mereka percaya bahwa mereka bisa melakukan hal tersebut. Your mind is your greatest asset. And remember dalam dunia zaman ini, any ideas yang punya worthed to be invested duitnya ada," ujarnya.

5. Meneruskan bisnis keluarga dengan bermodalkan pengalaman membangun bisnis pertama

Rahasia Sukses 3 Pengusaha Muda Tanah Air Rintis Bisnis KeluargaIDN Times/Reynaldy Wiranata

Berbeda dengan dua pengusaha tersebut, Alex Kusuma justru meneruskan bisnis keluarganya dengan bermodalkan pengalaman pertamanya dalam membangun bisnis. Pada saat itu, Alex memulai bisnisnya di bidang game dan developer.

"Sebenarnya saya agak beruntung karena sebelum saya masuk ke dalam grup, saya juga ada (buat) perusahaan sendiri dan bidang saya itu beda banget dengan apa dengan yang saya tangani sekarang," kata Alex.

Alex mengatakan pengalamannya selama merintis perusahaan menjadi modal yang membentuknya untuk bangkit. Ia pun semakin mengerti tentang apa yang harus dilakukan untuk masa depan PT ASRI.

"Di pengalaman sebelumnya malah membantu gitu jadi tahu apa yang dialamilah kalau kita bikin bisnis dari pemula, dia punya proses dan apa yang diperlukan untuk ke depan," tuturnya.

6. Bagi Alex, regenerasi menjadi salah satu tantangan dalam meneruskan bisnis keluarga

Rahasia Sukses 3 Pengusaha Muda Tanah Air Rintis Bisnis KeluargaIDN Times/Reynaldy Wiranata

Hal utama yang menjadi fokus PT ASRI saat ini adalah regenerasi. Alex mengatakan, untuk saat ini regenerasi menjadi tantangan tersendiri untuk perusahaannya.

"Jadi, kan kita juga mengerti apa-apa yang diperlukan. Itu adalah regenerasi gitu. Nah ini yang lagi susah di grup kita," tutur dia.

Masuknya Alex ke dalam PT ASRI ternyata memiliki tujuan khusus yaitu, melakukan perubahan manajemen. Perubahan manajemen tersebut telah dilakukan selama lima tahun dan melahirkan sebuah inovasi baru, yaitu divisi khusus untuk menjadi contoh di perusahaan.

"Memang salah satu tugas saya waktu masuk ke dalam grup itu memang untuk change management ya. Change management ini sudah dilakukan selama 5 tahun dan terakhir yang diputuskan adalah kita membuat satu divisi khusus," kata Alex

Menurut Alex, era saat ini sangat berbeda dengan era yang ayah. Sebagai generasi kedua pimpinan perusahaan, maka ia harus bekerja lebih kuat agar perusahaan bisa lebih stabil.

"Jadi kerjaannya tambah susah karena di waktu kita sekarang ini a lot of changing, market yang beda sekali dengan usaha 10 tahun yang sebelumnya gitu," jelas Alex.

Baca Juga: Alex Kusuma Buka Suara Soal Jadi Generasi Penerus di Agung Sedayu

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya