Profil Tanri Abeng, Eks Menteri BUMN yang Dijuluki Manajer Rp1 Miliar

Dia meninggal pada Minggu (23/6/2024), pukul 02.36 WIB

Intinya Sih...

  • Tanri Abeng, mantan Menteri Negara BUMN, meninggal pada usia 82 tahun di Jakarta.
  • Terkenal sebagai "Manajer Rp1 Miliar" di Bakrie Grup dan berhasil restrukturisasi perusahaan.

Jakarta, IDN Times - Tanri Abeng, mantan Menteri Negara Pendayagunaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada Kabinet Pembangunan VII dan Kabinet Reformasi Pembangunan Era Presiden Soeharto, tutup usia pada Minggu (23/6/2024), pukul 02.36 WIB.

Tanri Abeng tutup usia pada umur 82 tahun di Rumah Sakit Medistra Gatot Subroto, Jakarta Selatan.

Tanri Abeng terkenal dengan sebutan Manajer Rp1 Miliar saat gabung di Bakrie Grup. Dalam kiprahnya di bidang politik, Tanri Abeng telah dua kali menjabat sebagai menteri BUMN di pada Kabinet Pembangunan VII dan Kabinet Reformasi Pembangunan Era Presiden Soeharto dan BJ Habibie.

Dikutip laman Perpusnas, pria kelahiran Sulawesi Selatan pada 7 Maret 1942 ini berkuliah di Universitas Hasanudin. Semasa kuliah, dia sempat bekerja paruh waktu di sebuah perusahaan eksportir dan mengajar bahasa Inggris di sebuah Sekolah Menengah Atas (SMA).

Dia memperoleh beasiswa Master of Business Administration dari State University, New York, AS dan bergabung dengan Union Carbide. Saat berusia 29 tahun, dia sudah menjabat sebagai direktur keuangan dan corporate secretary di perusahaan multinasional tersebut.

Usai mengundurkan diri dari Union Carbide, Tanri Abeng bergabung dengan PT Perusahaan Bir Indonesia (sekarang Multi Bintang Indonesia). Kemudian pada 1979, dia menjadi Chief Executive Officer (CEO) Multi Bintang Indonesia.

Pada 1991, Tanri Abeng menjabat sebagai CEO Grup Bakrie & Brothers. Di  Grup Bakrie & Brothers, dia mencoba melakukan restrukturisasi, profitisasi, dan pada akhirnya bisa menjadi perusahaan publik. Dalam setahun, dia berhasil meningkatkan keuntungan kelompok usaha Bakrie hingga 30 persen.

Ketika pemerintah berniat melakukan pendayagunaan (restrukturisasi dan privatisasi BUMN), Tanri Abeng menjadi orang yang dinilai paling kompeten. Dia diangkat menjadi Menteri Negara Pendayagunaan BUMN Kabinet Pembangunan VII, kebinet terakhir pemerintahan Soeharto (1998).

Hingga masa pemerintahan B.J. Habibie, peraih gelar Doktor, Ilmu Multidisiplin di Universitas Gadjah Mada (UGM) ini tetap dipercaya di jabatan yang sama dalam Kabinet Reformasi pada 25 Mei sampai dengan 13 Oktober 1999.

Setelah Tanri Abeng tidak menjabat menteri, dia banyak memanfaatkan waktunya untuk mengembangkan pemikiran dan pendidikan manajemen, termasuk penulisan buku manajemen.

Dia menulis buku, dengan judul "Dari Meja Tanri Abeng: Managing atau Chaos", yang diterbitkan Pustaka Sinar Harapan pada 2000.

Dia juga menjadi komisaris utama (komut) di sejumlah BUMN. Terakhir, dia masih menjabat sebagai komut di PT Bio Farma (Persero).

Topik:

  • Jujuk Ernawati

Berita Terkini Lainnya