Rusia Blokir Impor Produk Pertanian Armenia

Diduga balasan atas kedekatan Armenia dengan Barat

Intinya Sih...

  • Rusia resmi memblokir impor buah-buahan dan sayuran dari Armenia, karena dinilai tidak memenuhi standar keamanan pangan di negara Rusia.
  • Larangan impor ini diduga sebagai balasan atas kedekatan Armenia dengan Barat, yang membuat Rusia merasa terancam.
  • Ekspor pertanian Armenia ke Rusia menyumbang pendapatan besar, namun larangan ini terkait dengan komentar pedas pemerintah Armenia terhadap Rusia dan CSTO.

Jakarta, IDN Times - Badan Pengawasa Pertanian Rusia (Rosselkhoznadzor) resmi memblokir impor produk pertanian, berupa buah-buahan dan sayuran dari Armenia pada Kamis (18/7/2024). Moskow mengklaim bahwa produk asal Armenia tidak memenuhi standar keamanan pangan di negaranya. 

Keputusan ini ditetapkan menyusul ketegangan kedua negara imbas makin dekatnya Armenia dengan Barat. Bahkan, Rusia sudah berulang kali memperingatkan Armenia dan turut mengecam latihan militer gabungan antara Amerika Serikat (AS) dan Armenia pada pekan ini. 

Baca Juga: Ukraina Klaim Akan Produksi Drone Lebih Banyak Dibanding Rusia

1. Produk pertanian Armenia diklaim memiliki residu pestisida tinggi

Wakil Kepala Rosselkhoznadzor, Anton Karmazin mengatakan bahwa larangan impor sudah diumumkan sejak awal Juli menyusul sejumlah pelanggaran produk pertanian impor yang datang dari Armenia. 

"Kami sudah memberitahukan kepada Armenia terhadap pelanggaran pada 5 Juli lalu dan jika mereka tidak berjanji untuk menginvestigasi kasus ini. Maka, Armenia harus menangguhkan ekspornya ke Rusia mulai 15 Juli," ungkapnya. 

Dilansir RFE/RL, otoritas Rusia menemukan delapan contoh pelanggaran dari produk tomat dan apel impor asal Armenia. Salah satunya adalah ditemukan tingginya residu pestisida yang diperbolehkan di Rusia maupun seluruh anggota Uni Ekonomi Eurasia (UEE). 

Moskow sudah melampirkan dokumen 18 halaman dari produk impor asal Armenia yang dilarang di negaranya. Namun, hingga kini masih belum diketahui secara pasti produk pertanian apa saja yang dilarang. 

2. Sanksi Rusia akan merugikan petani Armenia

Rusia Blokir Impor Produk Pertanian Armeniailustrasi bendera Armenia (unsplash.com/captoprisko)

Inspektorat Keamanan Pangan Armenia mengaku enggan menanggapi larangan ekspor produk pertanian dari Rusia. Pemerintah setempat pun menolak untuk memberikan komentar terkait dengan pemblokiran yang akan memukul petani Armenia. 

Berdasarkan data pemerintah, ekspor buah-buahan dan sayuran Armenia ke Rusia menyumbang pendapatan sebesar 182,5 juta dolar AS (Rp2,9 triliun) pada 2023. Bahkan, lebih dari 90 persen produk pertanian Armenia diekspor ke Rusia. 

Terdapat dugaan bahwa larangan sementara ini ditetapkan menyusul komentar pedas pemerintah Armenia terhadap Rusia dan CSTO. Selain itu, sanksi ini berkaitan dengan  kedekatan Yerevan dengan Barat dalam beberapa tahun terakhir. 

Baca Juga: Rusia Kecam AS yang Undang Armenia-Azerbaijan di KTT NATO

3. Rusia masih jadi rekan dagang terpenting Armenia

Rusia Blokir Impor Produk Pertanian Armeniailustrasi kontainer (unsplash.com/chuttersnap)

Perwakilan Dagang Rusia di Armenia, Anna Donchenko mengatakan, Yerevan masih mengambil keuntungan dari partisipasinya dalam proyek integrasi dengan Moskow. Ia mengatakan Rusia masih menjadi rekan dagang utama Armenia. 

"Secara proporsional, Armenia menjadi negara yang paling untung dalam integrasi Eurasia. Sebesar 35 persen ekonomi Republik Armenia disokong dari kebijakan ini dan mereka menyadari partisipasinya dalam UEE," terangnya, dikutip News AM.

Di tengah ketegangan kedua negara, Rusia masih menjadi rekan dagang luar negeri terpenting Armenia. Pada 2023, nilai dagang kedua negara mencapai 7 miliar dolar AS (Rp113,3 triliun). Setelah Rusia, rekan dagang terbesar Armenia adalah Uni Emirat Arab dan China.  

Baca Juga: Finlandia Bangun Pagar di Perbatasan Rusia, Blokir Pencari Suaka

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya