Hidup dari Sampah, Warga Manggar Manfaatkan Gas Metana di Keseharian

Lebih baik hidup dari sampah, daripada hidup jadi sampah

Balikpapan, IDN Times - Jumlah sampah yang dihasilkan manusia terus meningkat setiap harinya. Perlu inovasi dalam pengelolaan sampah agar bisa kembali dimanfaatkan dan memberi dampak yang baik bagi masyarakat. Di Balikpapan, tepatnya di Kelurahan Manggar, ada program yang dapat mengatasi permasalahan sampah. 

Waste of Energy for Community (Wasteco), program CSR dari PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) ini memanfaatkan sumber Energi Baru Terbarukan (EBT) berupa gas metana yang berasal dari pengolahan sampah organik yang dikembangkan di Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS) Manggar, Balikpapan, Kalimantan Timur. 

Manager Communication Relations & CID PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI), Dony Indrawan menjelaskan, program Wasteco merupakan salah satu program CSR unggulan perusahaan di bidang lingkungan yang menjadi fokus dari komitmen perusahaan untuk mendukung pelestarian lingkungan, konservasi keanekaragaman hayati, pengurangan emisi, efisiensi energi, dan pengolahan limbah/sampah. 

“Kami berencana untuk mengintegrasikan berbagai program CSR lingkungan kami dalam sebuah program yang diberi nama Energi Lestari Bumi Kalimantan (ELBK) agar semakin dapat dirasakan dampaknya bagi masyarakat dan lingkungan demi keberlanjutan kehidupan,” jelasnya pada Rabu (25/9/2024). 

Baca Juga: Sampah Jadi Emas: Menabung Masa Depan dari Limbah Rumah Tangga

1. Wasteco lahir pada 2019 di Manggar, Balikpapan

Hidup dari Sampah, Warga Manggar Manfaatkan Gas Metana di KeseharianProgram Wasteco yang diinisiasi oleh Pak Suyono di Kelurahan Manggar, Balikpapan, Kalimantan Timur. (IDN Times/Besse Fadhilah)

Wasteco awalnya diinisiasi pada September 2019 oleh seorang pria bernama Suyono. Pria 55 tahun ini memulainya secara mandiri di TPAS Manggar, dan pada akhir 2019, PHM datang untuk membina program pengelolaan sampah menjadi gas metana ini.

Awalnya, Suyono memulai program ini untuk diterapkan hanya di 12 rumah saja. Setelahnya, Suyono bersama PHM mencoba masuk ke warga lebih luas dengan cara sharing ilmu dan kompetensi soal pengelolaan dan penggunaan gas metana yang akan memudahkan warga ke depannya.

Hingga Agustus 2024, program Wasteco di Balikpapan telah mengelola sampah dan memanfaatkan gas metana hingga 820.800 ribu meter kubik per tahun, dan telah disalurkan ke 380 sambungan rumah. 

2. Warga Manggar merasakan manfaat dari penggunaan gas metana

Hidup dari Sampah, Warga Manggar Manfaatkan Gas Metana di KeseharianHasil dari pemanfaatan gas metana di Kelurahan Manggar, Balikpapan, Kalimantan Timur. (IDN Times/Besse Fadhilah)

Saat ini, penggunaan gas metana sudah dimanfaatkan oleh 1.520 warga atau sudah menghidupkan 4 RT sekitar Kelurahan Manggar dan membentuk sampai 28 UMKM perempuan di wilayah TPAS Manggar. 

Warga cukup mengocek kantong sebesar Rp10 ribu setiap bulannya untuk membayar penggunaan dari gas metana di rumahnya tanpa harus menghitung penggunaan kompor yang tersambung dalam satu rumah. Dari gas metana ini, warga bisa membuka berbagai macam usaha seperti usaha katering, laundry, sauna, snack kering, dan lainnya.

3. Inovasi pemanfaatan gas metana warga Manggar untuk bertahan hidup sehari-hari

Hidup dari Sampah, Warga Manggar Manfaatkan Gas Metana di KeseharianKelompok yang mengelola gas metana di Kelurahan Manggar, Balikpapan, Kalimantan Timur. (IDN Times/Besse Fadhilah)

Ada tiga kelompok yang lahir dari adanya Wasteco di Kelurahan Manggar, Balikpapan ini. Menariknya, keseluruhan kelompok tersebut terdiri dari perempuan. Ketiga kelompok tersebut, terbagi menjadi:

  • Kelompok pengelola gas metana, yang bertugas menyalurkan gas metana ke warga yang ingin memasang pipa gas di rumahnya. Kelompok ini juga menangani jika ada kerusakan dan sekaligus penagihannya.
  • UMKM Berkah Kami Gas Methane Manggar. Kelompok ini mengelola 20 produk UMKM yang lahir dari pemanfaatan gas metana. 15 produknya merupakan produk makanan ringan, dan lima produk sisanya berupa; terasi, bumbu, asinan, mantan, dan singkong frozen. UMKM tersebut juga dibantu pengurusan legalitasnya, pembuatan kemasan, pembuatan paper bag, hingga distribusi penjualannya ke hotel dan pusat oleh-oleh yang ada di Balikpapan.
  • Bank Sampah Gas Methane. Kelompok ini lahir dari hasil kolaborasi dengan kelompok pengelola gas metana, sehingga dapat mengurangi sampah anorganik yang ada di TPS Manggar. Sistem dari Bank Sampah ini yaitu dengan melakukan sistem jemput bola ke rumah-rumah warga dengan membeli sampah anorganik, sehingga warga dapat membayar iuran dari penggunaan gas metana di rumahnya. Sampah-sampah anorganik ini nantinya akan ditimbang, di-packing, lalu dijual ke pengepul. Selain itu juga, sampah-sampah anorganik dimanfaatkan untuk menjadi kerajinan tangan, dan nantinya akan ada pelatihan untuk membuat paper bag dari cangkang telur, serta sosialisasi pemanfaatan minyak jelantah. 

4. Wasteco telah mendapatkan hak paten dan memperoleh beragam penghargaan

Hidup dari Sampah, Warga Manggar Manfaatkan Gas Metana di KeseharianProgram Wasteco yang diinisiasi oleh Pak Suyono di Kelurahan Manggar, Balikpapan, Kalimantan Timur. (IDN Times/Besse Fadhilah)

Program Wasteco pun telah mendapatkan hak paten dari Kementerian Hukum dan HAM RI pada Juni 2023 dan memperoleh beragam pengakuan serta penghargaan di skala internasional. Terakhir, penghargaan Platinum pada ajang The 15th Annual Global CSR Award & Summit 2023 di skala Asia Pasifik yang diselenggarakan di Da Nang, Vietnam.

Baca Juga: Majukan Industri, Dirut Pertamina Raih Lifetime Achievement Awards

5. Wasteco dijadikan percontohan dan pusat studi gas metana

Hidup dari Sampah, Warga Manggar Manfaatkan Gas Metana di KeseharianProgram Wasteco yang diinisiasi oleh Pak Suyono di Kelurahan Manggar, Balikpapan, Kalimantan Timur. (IDN Times/Besse Fadhilah)

Pelaksanaan program Wasteco ini merupakan wujud kontribusi PHM dalam mengimplementasikan aspek Environmental, Social, and Governance (ESG) untuk mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs). Kontribusi terhadap pencapaian SDG khususnya Tujuan 7 tentang Energi Bersih dan Terjangkau, Tujuan 8 tentang Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, Tujuan 5 tentang Kesetaraan Gender, serta Tujuan 13 tentang Penanganan Perubahan Iklim. 

Program Wasteco juga berperan mengurangi emisi sebesar 296 356 ton CO2eq per tahun. Lalu, untuk mendorong keberlanjutan program dan replikasi program ini di tempat lain, menurut Dony, Program Wasteco dan TPAS Manggar dijadikan sebagai tempat edukasi keberhasilan pemanfaatan EBT gas metana. Tak hanya dari dalam negeri, tamu-tamu dari luar negeri juga datang berkunjung, seperti dari pemerintah Jepang, Jerman, dan Korea Selatan untuk melihat kegiatan Program Wasteco ini.

“Kami percaya bahwa keberhasilan program CSR Perusahaan merupakan buah kolaborasi Perusahaan dengan seluruh pemangku kepentingan, terutama masyarakat dan pemerintah,” ucap Dony.

6. Wasteco sudah direplikasi di daerah lainnya di Indonesia

Hidup dari Sampah, Warga Manggar Manfaatkan Gas Metana di KeseharianProgram Wasteco yang diinisiasi oleh Pak Suyono di Kelurahan Manggar, Balikpapan, Kalimantan Timur. (IDN Times/Besse Fadhilah)

Program Wasteco telah berhasil direplikasi di sejumlah tempat, salah satunya di Desa Wisata Taro, Gianyar, Bali, dengan bentuk instalasi metode WASTECO untuk pemanfaatan usaha Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis). General Manager PHM Setyo Sapto Edi mengungkapkan, bila hal ini merupakan langkah kolaborasi untuk memberi solusi pemanfaatan EBT.

“Replikasi di Desa Taro itu merupakan kolaborasi multipihak untuk memberikan solusi pemanfaatan EBT melalui transfer pengetahuan dari PHM kepada masyarakat. Pokdarwis Desa Taro sekarang mampu mengolah gas metana dari limbah lembu putih menjadi sumber energi alternatif untuk mendukung aktivitas restoran di desa wisata tersebut,” ujarnya.

Baca Juga: Pertamina dan JOGMEC Perkuat Komitmen Transisi Energi Emisi Metana

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya