Laris Manis, China Raup Rp657,5 Triliun dari Industri Game

Pendapatan game domestik China meroket 14 persen

Jakarta, IDN Times - Pendapatan industri game pada naik 14 persen secara tahunan (year on year/yoy), setelah turun pada 2022, dilansir Xinhua. Itu adalah angka dari penjualan aktual video game domestik China pada 2023.

Penjualan itu mencapai sekitar 303 miliar yuan atau Rp657,5 triliun (asumsi Rp2.170 per 1 yuan) atau sekitar 42,7 miliar dolar AS (asumsi kurs Rp15.493 per dolar).

Data tersebut menurut sebuah laporan industri yang dirilis Komite Penerbitan Game dari Asosiasi Penerbitan Audio-Video dan Digital China. Laporan itu dirilis pada konferensi tahunannya, Konferensi Tahunan Industri Game China di Guangzhou, Guangdong, Jumat (15/12/2023).

Baca Juga: Ini Ajakan China ke Indonesia dan Negara Kawasan Laut China Selatan

1. China punya 668 juta pemain game

Laris Manis, China Raup Rp657,5 Triliun dari Industri Gameilustrasi game mobile (pexels.com/RDNE Stock Production)

Pada 2022, total pendapatan industri game merosot 10,3 persen YoY karena tekanan hambatan ekonomi, pengawasan peraturan, dan pertumbuhan pengguna yang lebih lambat, menurut laporan tahun 2022, yang dirilis oleh asosiasi yang sama pada bulan Januari.

Menurut laporan tersebut, China kini memiliki total 668 juta pemain game, naik 0,6 persen, dilansir South China Morning Post. Itu merupkan sebuah rekor tertinggi baru.

Namun, asosiasi tersebut mengaitkan pertumbuhan secara keseluruhan dengan faktor-faktor seperti pemulihan belanja konsumen pasca-COVID. Lonjakan itu dikaitkan dengan meningkatnya jumlah game baru yang diluncurkan pada 2023.

Tahun ini, kata laporan itu, industri masih perlu membangun kepercayaan lebih untuk mempertahankan nilai penjualan.

2. AS dan Jepang jadi pasar utama

Laris Manis, China Raup Rp657,5 Triliun dari Industri Gameilustrasi game PC (unsplash.com/Amiel D Hechanova)

Amerika Serikat dan Jepang masih menjadi dua pasar luar negeri utama untuk game seluler China. Pasar AS menyumbang 32,5 persen sedangkan Jepang 18,9 persen. Posisi berikutnya, disusul Korea Selatan.

Produk game yang dikembangkan sendiri oleh China sukses meraup sekitar 16,4 miliar dolar AS di luar negeri pada 2023. Itu mencapai skala pendapatan lebih dari 100 miliar yuan selama empat tahun berturut-turut, kata laporan itu.

Baca Juga: Wamendag Mau Industri Game RI Bisa Saingi Korsel hingga AS

3. Industri game China pulih

Laris Manis, China Raup Rp657,5 Triliun dari Industri Gameilustrasi China (pexels.com/Brett Sayles)

Administrasi Pers dan Publikasi Nasional, yang bertanggung jawab atas perizinan video game di negara tersebut, melanjutkan langkah normal dalam memberikan lisensi baru tahun ini. Total, ada 873 persetujuan dirilis untuk judul-judul game domestik baru dalam 11 bulan, naik dari 755 pada 2021 dan 512 pada 2022.

Perusahaan video game terbesar di negara ini juga mengalami pemulihan pendapatan pada tahun ini. Salah satunya dialami Tencent Holdings, perusahaan video game terbesar di dunia berdasarkan pendapatan.

Tencent Holdings melaporkan lonjakan penjualan sebesar 11 persen pada tiga kuartal pertama tahun ini. Hal ini didorong oleh pertumbuhan iklan dan penjualan game, sementara pendapatan pesaingnya, NetEase, meningkat sebesar 7 persen pada periode yang sama.

Secara khusus, pasar luar negeri, yang selama ini dilihat para pemain besar sebagai peluang pertumbuhan baru, mencatat penurunan pada 2023. Penjualan luar negeri dari judul-judul yang dikembangkan China turun 5,7 persen yoy menjadi 163,7 miliar dolar AS.

Baca Juga: Bicara Industri Game, Moeldoko Kunjungi Developer Agate

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya