TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Guru Besar IPB: Waspada Program Makan Gratis Bikin Impor Beras Naik

Impor pangan mengalami lonjakan

Guru Besar IPB, Dwi Andreas Santosa (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Intinya Sih...

  • Program makan siang gratis Prabowo Subianto diprediksi akan tingkatkan impor pangan.
  • Guru Besar IPB, Dwi Andreas Santosa meminta pemerintah mengantisipasi dampak serius dari lonjakan impor tersebut.
  • Ketua DPP PDIP, Mindo Sianipar menekankan pentingnya diversifikasi pangan untuk mendukung kedaulatan pangan Indonesia.

Jakarta, IDN Times - Program makan siang gratis yang dijanjikan presiden terpilih 2024-2029, Prabowo Subianto diprediksi akan melonjakkan impor pangan. Sementara, saat ini ada kecenderungan produktivitas pertanian padi di Indonesia menurun. Artinya, ada selisih yang kemungkinan besar ditutupi dengan impor yang makin meningkat. 

Guru Besar IPB, Dwi Andreas Santosa meminta agar pemerintah mengantisipasi dampak tersebut dengan serius.

"Rencana makan siang gratis akan melonjakkan impor pangan. Kita harus hati-hati akan hal ini. Apalagi produktivitas padi kita cenderung menurun," kata Andreas dalam diskusi Rakorbidnas Pangan dan Pertanian di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (15/8/2024).

Baca Juga: Ada Wacana Program Makan Gratis Jadi 2 Kali, Airlangga: Masih Dibahas!

1. Kebutuhan impor pangan meningkat hampir dua kali lipat

Impor beras yang dilaksanakan oleh Perum Bulog. (dok. Bulog)

Andreas pun menyoroti ketergantungan pada impor pangan dan perubahan iklim yang mempengaruhi produksi pangan. Baginya, apa yang disampaikan Soekarno soal pentingnya sektor pertanian dan pangan, harus dihidupkan lagi.

"Ketika Presiden Bung Karno meresmikan Kampus Fakultas Pertanian UI 1952, beliau menyatakan dalam naskahnya, pangan adalah soal hidup atau mati. Ini sangat betul. Ketika kita melupakan pangan, selesai sudah," katanya.

Ia mengaku klaim pemerintah Indonesia yang mengklaim bisa mengalahkan produktivitas pangan negara tetangga mudah dibantah. Sebab, menurutnya, nilai impor Indonesia di sektor pangan melonjak hampir dua kali lipat saat ini hanya dalam 10 tahun yakni dari 2013 sampai 2023.

"Terlepas setuju atau tidak, progam makan siang gratis ini akan dilakukan. Tapi harus disiapkan bagaimana mitigasi risiko program ini sehingga sehingga tidak menjadi bencana," tutur Andreas.

Baca Juga: Prabowo Jadi Naikkan PPN 12 Persen buat Biayai Program Makan Gratis

2. Prabowo-Gibran harus mengemas program diversifikasi pangan

Presiden terpilih, Prabowo Subianto ketika berbincang dengan wapres terpilih, Gibran Rakabuming Raka. (Dokumentasi media Menhan)

Andreas juga mengingatkan bahwa impor susu kemungkinan akan meningkat, apabila susu jadi salah satu komponen yang diberikan dalam program makan siang gratis. Sebab, produksi susu sapi perah masih minim di Indonesia.

"Sehingga impor susu pun bisa melonjak lima kali lipat," lanjutnya.

Dengan begitu, ia menilai Pemerintahan Prabowo-Gibran harus mengemas sebuah program diversifikasi pangan. Kalau tidak, bisa-bisa impor beras misalnya akan melonjak tinggi.

Baca Juga: Walhi: Sampah Plastik Program Makan Gratis Timbulkan Masalah Kesehatan

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya