TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Profil Prajogo Pangestu, Orang Terkaya RI Berharta Rp600 T!

Lampaui Low Tuck Kwong dan Hartono Bersaudara

Prajogo Pangestu (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)

Prajogo Pangestu menjadi orang terkaya di Indonesia nomor satu dan peringkat 29 di dunia versi Forbes Real Time Billionaires pada 15 November 2023. Prajogo merupakan pendiri Barito Pacific International, perusahaan yang kini bergerak di bidang petrokimia dan energi yang menjadi induk dari 120 perusahaan.

Prajogo tercatat memiliki kekayaan bersih 39,7 miliar dolar AS atau setara Rp614,8 triliun (Kurs Rp15.488 per dolar AS). Kekayaan ini melampaui Low Tuck Kwong, pemilik PT Bayan Resources dan Hartono bersaudara yang kini menempati posisi dua hingga empat orang terkaya di Indonesia.

Lantas, seperti apa perjalanan karier Prajogo Pangestu? Berikut profil dan sepak terjangnya dalam membangun karier sebagai pengusaha. Simak sampai akhir, ya!

1. Jadi sopir angkot hingga penjual ikan asin

Prajogo Pangestu (Dok. barito-pacific.com)

Prajogo Pangestu lahir di Sungai Betung, Bengkayang, Kalimantan Barat pada 13 Mei 1944. Prajogo merupakan anak dari ayah bernama Phang Siu On yang bekerja sebagai pengambil getah karet. Saat kecil, Prajogo diberikan nama Phang Djun Phen yang dalam mitologi suku Khek atau orang Cina di Taiwan memiliki arti "Burung besar terbang tinggi di awan mendung".

Prajogo hanya menuntaskan sekolahnya di SMP Nan Hua, sekolah Mandarin di Singkawang, Kalimantan Barat. Setelah rampung sekolah, Prajogo mencoba peruntungan di Jakarta. Namun sayang, pekerjaan tak kunjung didapatkan dan akhirnya dia kembali ke kampung halamannya.

Setelah kembali ke Kalimantan, Prajogo menjadi sopir angkutan umum Singkawang-Pontianak. Tak bertahan lama, Prajogo mencoba berbisnis kebutuhan dapur, mulai dari ikan asin hingga bumbu-bumbu.

2. Terjun ke industri kayu

ilustrasi industri kayu log konvensional (pexels.com/Vilnis Husko)

Pada 1960-an, Prajogo berkenalan dengan Bong Sun On atau Burhan Uray, pengusaha kayu asal Sarawak, Malaysia. Burhan bisa masuk ke Indonesia lewat Pontianak karena ketika itu sedang marak penyelundupan kayu dari Malaysia.

Saat itu, Burhan sukses memanen untung karena penebangan hutan masih menggunakan sistem persil dan petak rakyat yang menyebabkan pemerintah sulit mengawasi jumlah penebangan pohon yang dimanipulasi.

Sekitar tahun 1970-an, Burhan memindahkan perusahaannya, PT Djajanti dari Pontianak ke Banjarmasin. Saat itu, Burhan juga mempromosikan Prajogo untuk menjabat General Manager PT Nusantara Plywood di Surabaya. Lantas, hal ini membuat nama Prajogo makin terkenal.

Baca Juga: Hartono Kweefanus, Bos Khong Guan yang Jadi Orang Kaya Filipina

3. Dekat dengan keluarga Soeharto

Presiden ke-2 RI Soeharto. (Dok. Arsip Nasional RI)

Pada akhir 1980-an, Prajogo Pangestu merintis bisnis dengan mendirikan CV Pacific Lumber Coy. Dengan bekal yang dimiliki tentang industri kayu, Prajogo pun mantap mengembangkan perusahaan sendiri. Hingga sekitar 13 tahun setelahnya, perusahaannya berganti nama menjadi Barito Pacific Timber.

Prajogo sukses menjelma "Raja Kayu" di Indonesia pada era Orde Baru. Kesuksesannya ini tak terlepas dari peran Prajogo dalam mengelola Hak Pengusahaan Hutan (HPH) gelap di Kalimantan Timur. HPH tersebut adalah milik PT Panambangan.

Menariknya, pengelola PT Panambangan adalah keluarga dekat Presiden Soeharto. Sahamnya dimiliki sepupu Soeharto, Soekamdani Sahid Gitosardjono. Saat era itu, HPH memang sudah dibagikan kepada kerabat dan keluarga Soeharto. Kedekatan ini sering tampak ketika Prajogo beberapa kali menemani Soeharto bermain golf.

4. Orde baru runtuh, bisnis tetap utuh

Wikimedia.org/ The Office of the Vice President of the Republic of Indonesia

Setelah masa Orde Baru berakhir, bisnis Prajogo Pangestu tak lantas bubar. Prajogo terbilang lihai dalam membaca perubahan zaman. Sebagai pebisnis, Prajogo membutuhkan pegangan politik yang kuat yaitu Presiden Abdurrahman Wahid.

Saat itu, Gus Dur melindungi Prajogo dalam kasus yang menyeretnya. Gus Dur menunda penyidikan terhadap Prajogo dan menyebut kalau dia merupakan aset negara yang sudah meningkatkan ekspor dan membuka lapangan kerja.

Diketahui Prajogo pernah terseret dugaan korupsi dana reboisasi di Sumatra Selatan pada proyek Hutan Tanam Industri (HTI) sebanyak Rp331 miliar. Bahkan, pengusaha kayu ini pernah ditetapkan tersangka. Namun, Prajogo bebas setelah diterbitkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3) oleh Kejaksaan Agung.

Baca Juga: Kisah Prajogo Pangestu, Orang Terkaya ke-3 di Indonesia Versi Forbes

5. Lebarkan sayap ke industri petrokimia dan energi

PT Barito Pasific (barito-pacific.com)

Pada 2007, Prajogo melebarkan sayap bisnisnya ke industri petrokimia dan energi. Nama perusahaan yang semula Barito Pacific Timber berubah menjadi Barito Pacific. Kemudian Prajogo mengakuisisi Chandra Asri, perusahaan petrokimia dengan menguasai 70% sahamnya.

Beberapa tahun setelahnya, Prajogo juga menggandeng Tri Polyta Indonesia yang merupakan perusahaan produsen plastik. Chandra Asri dan Tri Polyta Indonesia pun sukses menjadi produsen petrokimia terbesar di Indonesia di bawah kuasa Prajogo.

Terbaru, taipan Indonesia ini juga merambah industri batu bara melalui Petrindo Jaya Kreasi. Perusahaan ini diketahui sudah IPO pada bursa 2023.

Baca Juga: 5 Sumber Kekayaan Elon Musk, Orang Terkaya di Dunia Pemilik Twitter

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya