TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

IKN Nusantara adalah Mimpi Presiden Terdahulu yang Diwujudkan Jokowi

Ibu kota sempat ingin pindah ke Jonggol

Eks Menteri PPN/Kepala Bappenas 2016-2019, Bambang Brodjonegoro (Dok. IDN Times)

Jakarta, IDN Times - Eks Menteri PPN/Kepala Bappenas 2016-2019, Bambang Brodjonegoro, mengungkap pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) sebenarnya adalah mimpi presiden Indonesia terdahulu yang diwujudkan oleh Presiden Joko “Jokowi” Widodo.

Ia bercerita, dahulu Presiden Soekarno ingin memindahkan ibu kota ke Palangkaraya. Kemudian, Presiden Soeharto berencana memindahkan pusat pemerintahan ke Jonggol.

"Dan ternyata kedua ide tersebut tidak pernah terealisasi meski ada rumor dan pergerakan seperti spekulasi tanah dan seterusnya. Ketika saya menjadi menteri Bappenas di 2017, saya juga baru tahu ide memindahkan ibu kota sudah disampaikan oleh Pak Jokowi ke pendahulu saja, Pak Andrinof," kata Bambang dalam diskusi bertajuk, IKN, Jembatan Masa Kini dan Depan yang berlangsung di Media Center Indonesia Maju, Jakarta, Kamis (7/12/2023).

1. Ada tiga wilayah yang jadi objek kajian

Sejumlah bahan kontruksi berada di lokasi segmen tiga di kawasan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Minggu (6/2/2022). (ANTARA FOTO/Bayu Pratama S)

Setelah mendengar permintaan presiden, Bambang mengatakan Bappenas segera melakukan riset di Kalimantan dengan mempertimbangkan tiga provinsi, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur untuk menentukan letak IKN baru.

"Dengan membandingkan tiga provinsi tersebut, akhirnya terpilih lokasi yang dipilih sekarang di Penajam dan diperluas menjadi sebagian Kutai," kata Bambang.

Baca Juga: Di Titik Nol Nusantara, Ganjar: Proyek IKN Dilanjutkan

2. Alasan terpilihnya Kalimantan

IKN Nusantara memiliki konsep Kota Hutan Berkelanjutan (IDN Times/Aditya Pratama)

Salah satu pertimbangan untuk memindahkan ibu kota ke Kalimantan adalah risiko bencana alam yang sangat minim di pulau tersebut. Utamanya terkait gempa bumi, tsunami, dan erupsi volkanik.

Adapun alasan kedua karena posisi Kalimantan yang berada di tengah-tengah Indonesia.

"Jadi kita ingin buat NKRI lebih intact, lebih compact dan ibu kota ada di tengah dan bisa menjadi pusat pertumbuhan yang baru di luar Jawa," ujar Bambang.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya