Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Jakarta, IDN Times - PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) telah diturunkan dari daftar hitam atau blacklist Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk kegiatan lelang (tender) proyek pemerintah.
Corporate Secretary Waskita Karya, Ermy Puspa Yunita, mengatakan, dengan dicabutnya dari daftar hitam, maka perusahaan bisa kembali mengikuti tender.
"Maka perusahaan bisa kembali mengikuti proses tender seluruh proyek pemerintah yang menggunakan APBN, APBD, maupun proyek-proyek swasta," kata Ermy dikutip dari keterangan resmi, Selasa (6/8/2024).
Baca Juga: PT Waskita Karya Sepakat Kembalikan Gate 13 Kanjuruhan Seperti Semula
1. Pencabutan diputus oleh Pengadilan Tata Usaha Negara
profil PT Waskita Karya (ekonomi.republika.co.id) Pencabutan itu dilakukan usai Majelis Hakim mengabulkan permohonan penggugat dalam hal ini Waskita Karya, terkait Penundaan Pelaksanaan Keputusan Tata Usaha Negara.
"Kami menyambut baik ketetapan Majelis Hakim. Maka kini penayangan sanksi daftar hitam PT Waskita Karya Tbk sudah diturunkan dari Daftar Hitam Nasional pada laman Inaproc," ujar Ermy.
Baca Juga: Waskita Garap 83 Proyek Strategis Nasional, Begini Perkembangannya
2. Bakal kerek keuangan Waskita
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Ilustrasi uang tunai rupiah (pixabay.com/Mohamad Trilaksono) Ermy mengatakan, keputusan tersebut akan mendorong perbaikan kinerja operasional dan kondisi keuangan Waskita. Dalam laporan keuangan kuartal II-2024, Waskita Karya mengantongi pendapatan sebesar Rp4,47 triliun.
Dari laporan itu disebutkan, pendapatan tersebut ditopang dari jasa konstruksi sebesar Rp3,12 triliun. Ada pula penjualan beton atau precast turut berkontribusi sebesar Rp610,96 miliar terhadap pendapatan perseroan. Kemudian ditambah juga oleh pendapatan jalan tol yang mencapai Rp 563,34 miliar.
Kemudian, kinerja Gross Profit Margin (GPM) perusahaan naik menjadi 13,3 persen secara tahunan atau year on year (yoy) dari sebelumnya sebesar 8,8 persen.
Dijelaskan, kenaikan itu seiring profil proyek yang lebih baik terutama proyek Ibu Kota Nusantara (IKN), sehingga mendukung optimalisasi kemajuan konstruksi dan lean project. Kini perusahaan tengah mengerjakan 12 proyek IKN senilai Rp7,7 triliun.
Baca Juga: Waskita Masih Berdarah-darah, Butuh Dana Jumbo biar Sembuh