TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Suku Bunga Acuan AS Diramal Masih Tinggi, Rupiah Keok Sore Ini

Kurs rupiah melemah hingga 87,5 poin sore ini

Mata uang Rupiah (ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN)

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah melemah atas mata uang dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan, Selasa (26/9/2023).

Mengutip Bloomberg, kurs rupiah ditutup melemah 87,5 poin atau 0,57 persen ke Rp15.490 per dolar AS sore ini. Pagi tadi, kurs rupiah juga melemah 34,5 poin atau 0,22 persen ke Rp15.403 per dolar AS.

Berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI), nilai tukar rupiah menyentuh Rp15.464 per dolar AS.

Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan kurs rupiah pada penutupan kemarin, Senin (25/9/2023), yang ada di level RpRp15.399 per dolar AS. Data JISDOR BI menunjukkan rupiah mengalami pelemahan pada sore ini dibandingkan kemarin.

Baca Juga: Suku Bunga Acuan The Fed Diramal Tetap Tinggi, Dolar Perkasa Sore Ini

Baca Juga: Kenapa Nilai Tukar Rupiah Bisa Naik dan Turun? Ini Jawabannya

1. The Fed bakal pertahankan suku bunga tinggi sampai tahun depan

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, penguatan dolar AS masih didorong tren suku bunga acuan Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed) yang tinggi. Bahkan, The Fed diperkirakan mempertahankan suku bunga acuan tinggi sampai tahun depan.

"Powell juga meremehkan ekspektasi penurunan suku bunga besar-besaran tahun depan, dengan target suku bunga The Fed ditetapkan tetap di atas 5 persen hingga tahun 2024," kata Ibrahim dalam keterangan resmi.

Baca Juga: Harga Nominal: Pengertian, Nilai Tukar dan Harga Saham

2. Ekonom proyeksi ekonomi Indonesia hanya tumbuh 4,9 persen tahun depan

Ibrahim mengatakan, faktor dalam negeri yang mempengaruhi pergerakan rupiah adalah ramalan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih rendah dari para ekonom.

"Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2024 akan mengalami peningkatan sebesar 5,2 persen. Namun para ekonom memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia direntang 4,9 persen hingga 5,1 persen," ucap Ibrahim.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya