TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sri Mulyani Ogah Buru-Buru Terbitkan Surat Utang Valas, Kenapa?

Sri Mulyani pertimbangkan kebijakan The Fed

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sektor Keuangan (KSSK). (dok. Tangkapan Layar)

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan penerbitan surat berharga negara (SBN) dengan denominasi valuta asing (valas) tergantung pada kondisi ekonomi dari dampak normalisasi kebijakan atau exit strategy Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed).

Adapun exit strategy yang tengah disiapkan The Fed ialah pengurangan injeksi likuiditas, dan juga menaikkan suku bunga acuan atau Fed Fund Rate (FFR). Tak hanya itu, rencana penerbitan SBN valas juga akan mempertimbangkan kondisi perekonomian domestik.

"Kondisi inilah yang tadi saya sampaikan cukup detail dan panjang lebar, bagaimana kita akan terus mewaspadai, meneliti, dan merespons dinamika global yang akan terus terjadi," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sektor Keuangan (KSSK), Rabu (2/2/2022).

Baca Juga: Ini Strategi Pemerintah Keluar dari Krisis, Gas Tipis-Tipis!

1. Penerbitan SBN valas akan dilakukan dengan hati-hati

(IDN Times/Aditya Pratama)

Pada tahun ini, penerbitan SBN valas rencananya menggunakan mata uang dolar AS, euro, dan juga yen Jepang. Menurutnya, penerbitannya akan dikombinasikan dengan baik.

"Tentu kita akan mengantisipasi kenaikan suku bunga ini, yang akan mempengaruhi waktu dan jumlah penerbitan SBN. Dan ini masuk di dalam keseluruhan kerja, dan kinerja yang akan kita lihat untuk pengelolaan utang tahun ini," kata dia.

Baca Juga: Kasus Omicron Melejit, Sri Mulyani Pede Ekonomi Awal Tahun Terjaga 

2. Sri Mulyani tunggu waktu yang tepat

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sektor Keuangan (KSSK). (dok. Tangkapan Layar)

Dia mengatakan, penerbitan SBN valas juga mempertimbangkan kesempatan dan waktu terbaik. Penerbitan SBN valas sendiri bisa saja di lakukan pada kuartal I, II, III, atau bahkan kuartal IV.

"Tentu kita juga akan terus melihat perkembangan kondisi market untuk menentukan timing maupun size yang tepat. Penerbitan SBN dengan denominasi valas, tentu akan dilihat di keseluruhan 2022. Di kuartal I, II, III, dan IV. Timing akan sangat ditentukan oleh kondisi market, dan dari sisi kebutuhan pembiayaan kita sendiri, dan kondisi kas kita," ujad dia.

Baca Juga: Lagi-Lagi Dikritik soal Utang, Ini Respons Sri Mulyani

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya