TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Smelter Alumina Mempawah Mulai Produksi, RI Bisa Hemat Devisa Rp53 T

Ketergantungan impor alumunium bakal berkurang

Presiden Jokowi resmikan injeksi bauksit perdana Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) PT Borneo Alumina Indonesia (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Intinya Sih...

  • Presiden Jokowi meresmikan injeksi bauksit pertama ke Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat.
  • Proyek SGAR akan mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor alumunium dengan kapasitas produksi 1 juta ton dan target produksi alumunium mencapai 900 ribu ton per tahun.
  • Proyek SGAR fase 1 memakan biaya sekitar Rp16 triliun, dengan potensi pembukaan industri turunan di sekitar smelter tersebut dan menciptakan hingga 90 ribu lapangan pekerjaan.

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko “Jokowi” Widodo meresmikan injeksi bauksit pertama ke Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat. Smelter tersebut mengolah bauksit menjadi alumina hingga alumunium.

Adapun smelter tersebut milik PT Borneo Alumina Indonesia (PT BAI) yang merupakan anak usaha dari PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dan PT Aneka Tambang Tbk atau Antam, yang tergabung dalam Holding BUMN pertambangan MIND ID.

Direktur Utama MIND ID, Hendi Prio Santoso mengatakan saat ini proyek SGAR baru selesai untuk fase 1, dengan kapasitas produksi  1 juta ton. Proyek tersebut akan mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor alumunium.

“Dengan visi kita melakukan hilirisasi di bauksit penuh, juga ingin membantu pemerintah meringankan beban devisa (dari impor),” kata Hendi dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (24/9/2024).

Baca Juga: Resmikan Smelter Bauksit di Mempawah, Jokowi Singgung Era VOC

1. Bakal dilanjutkan ke fase 2

Direktur Utama MIND ID, Hendi Prio Santoso dalam acara peresmian injeksi bauksit perdana Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) PT Borneo Alumina Indonesia (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Proyek SGAR itu akan dilanjutkan ke fase 2. Nantinya, smelter tersebut totalnya bisa memproduksi 2 juta ton alumina per tahun. Alumina itu kemudian akan diolah menjadi alumunium, dengan target produksi alumunium mencapai 900 ribu ton per tahun.

Hendi mengatakan, setelah proyek SGAR rampung sampai fase dua, maka Indonesia akan menghemat devisa hingga 3,5 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp53 miliar (kurs Rp15.172 per dolar AS).

“Kalau sampai nanti jadi Pak semuanya, itu akan bisa menghemat devisa 3,5 miliar dolar AS per tahun dari pengurangan importasi aluminium secara signifikan,” ucap Hendi.

2. Pembangunan SGAR fase 1 makan biaya Rp16 triliun

Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat (Kalbar) yang dikelola PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dan PT Aneka Tambang Tbk atau Antam. (dok. Inalum)

Hendi mengatakan, proyek SGAR fase 1 memakan biaya sekitar Rp16 triliun. Di fase kedua, kemungkinan biaya pembangunannya menyentuh 900 juta dolar AS atau setara Rp13,65 triliun.

“Di fase kedua kemungkinan akan lebih murah, karena nanti kita tidak harus bangun pembangkit, tapi hanya membangun sedikit tambahan pembangkit,” ujar Hendi.

Baca Juga: PLTA Inalum Makin Efisien, Produksi Alumunium Lebih Ramah Lingkungan

3. Berpotensi ciptakan 90 ribu lapangan pekerjaan

Kantor pusat PT Borneo Alumina Indonesia (PT BAI) yang mengoperasikan Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat. (dok. PT BAI)

Dengan beroperasinya SGAR, Hendi mengatakan ada peluang dibukanya industri turunan di sekitar smelter tersebut.

“Kita berharap seandainya ada perluasan kawasan ekonomi khusus (KEK), tentunya pabrik-pabrik industri yang di hilir. Seperti sektor otomotif, bahan bangunan, itu nanti juga bisa bertumbuh kembang di sini. Sehingga terjadi pemerataan kegiatan ekonomi yang lebih baik,” tutur Hendi.

Jika perkiraan itu terwujud, maka dia memperkirakan wilayah SGAR bisa menciptakan 90 ribu lapangan pekerjaan.

“Kemudian kalau kita menganalisis, perhitungan penambahan lapangan kerja, karena nanti bahan bakunya kita buat di sini, mungkin bisa sampai, total sampai di industri hilir ya Pak, di luar kami, itu bisa sampai 90 ribu-an. Jadi sungguh suatu nilai tambah yang sangat besar,” kata Hendi.

Baca Juga: Jokowi Akan Resmikan Smelter Freeport hingga Injeksi Bauksit

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya