TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Rupiah Lesu Pagi Ini Akibat Sentimen Polemik RUU Pilkada

Kurs dibuka melemah 4 poin

Seorang warga menunjukkan uang Rupiah kertas Tahun Emisi 2022 usai menukarkan di mobil kas keliling Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Gorontalo di Kota Gorontalo, Gorontalo, Jumat (19/8/2022). (ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin)

Intinya Sih...

  • Kurs rupiah dibuka melemah 4 poin pada perdagangan Jumat (23/8/2024) ke Rp15.599 per dolar AS
  • Pengamat pasar Ariston Tjendra menyebut nilai tukar rupiah masih berpotensi menguat terhadap dolar AS hari ini setelah penyelesaian masalah di DPR
  • Pelaku pasar melihat sikap dovish Bank Sentral AS yang memberi sinyal penurunan suku bunga acuan, memprediksi rupiah akan menguat pada perdagangan hari ini

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah dibuka melemah pada perdagangan Jumat (23/8/2024).

Mengutip data RTI, pada pra-perdagangan, kurs rupiah sempat menguat tipis, satu poin atau 0,01 persen ke Rp15.594 per dolar AS. Namun, saat pembukaan perdagangan, kurs rupiah melemah empat poin atau 0,03 persen ke Rp15.599 per dolar AS.

1. Ada faktor demo RUU Pilkada di DPR

Menurut pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra, pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini masih dibayangi unjuk rasa besar-besaran di depan gedung DPR RI pada Kamis (22/8/2024).

Demo yang berlangsung hingga malam hari, menunjukkan kemarahan masyarakat atas polemik revisi Undang-Undang Pilkada oleh DPR RI usai putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal perubahan ambang batas pencalonan kepala daerah.

Namun, semalam Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco, memastikan pemerintah dan DPR akan mengikuti putusan MK dalam penyelenggaraan Pilkada, buntut pembatalan rapat paripurna RUU tersebut setelah ada penolakan besar dari masyarakat.

Oleh sebab itu, menurut Ariston, kurs rupiah masih berpotensi menguat terhadap dolar AS hari ini.

"Dengan sudah selesainya masalah di DPR, rupiah bisa menguat lagi terhadap dolar AS hari ini," kata Ariston saat dihubungi IDN Times.

Baca Juga: BI Beberkan Sejumlah Langkah Stabilkan Kurs Rupiah

2. Efek dovish The Fed masih dorong kurs rupiah

Di sisi lain, pelaku pasar melihat sikap dovish Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed), yang memberi sinyal penurunan suku bunga acuan Fed Fund Rate (FFR) akan segera diwujudkan.

"Pasar masih bereskpektasi positif terhadap peluang pemangkasan suku bunga acuan AS yang menjadi dorongan rupiah menguat terhadap dolar sebelum ini. Kondisi pagi ini, terlihat dolar AS melemah terhadap sebagian besar nilai tukar regional," ujar Ariston.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya