TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pintu LRT Jabodebek Kependekan, Operator: Kalau Diubah Butuh Waktu

LRT klaim ukur tinggi pintu sesuai postur orang Indonesia

Penampakan dalam gerbong LRT Jabodebek. (IDN Times/Reynaldy Wiranata)

Jakarta, IDN Times - LRT Jabodebek merespons keluhan pintu gerbong kereta yang disebut terlalu pendek. Manager PR LRT Jabodebek, Koeswardojo, mengatakan pintu tersebut dibuat sesuai standar tinggi Warga Negara Indonesia (WNI).

"Kemarin ada case juga penumpang warga asing sampai miringkan badannya. Ya mohon maaf memang kan diukur rata-rata tinggi badan WNI, kan 160 cm-an lah kan," kata Koeswardojo di Stasiun Dukuh Atas, Jakarta, Selasa (29/8/2023).

Baca Juga: Menjajal LRT Jabodebek di Jam Sibuk, Semringah Bin Norak!

1. Penumpang dengan tinggi lebih dari 175 cm harus menunduk

Manager Public Relation KAI Divisi LRT Jabodebek, Koeswardojo (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Koeswardojo mengakui, penumpang yang tingginya lebih dari 175 cm harus menunduk saat melewati pintu-pintu gerbong. Meski begitu, dia mengatakan, setiap keluhan penumpang selalu ditampung.

"Kami ya setiap masukan pasti kami sampaikan juga ke INKA," ujar dia.

2. Penyesuaian desain gerbong bakal memakan waktu lebih lama

LRT Jabodebek (dok. KAI)

Koeswardojo mengatakan, pihaknya telah menyampaikan ke PT INKA selaku produsen kereta untuk memodifikasi pintunya. Namun, hal itu akan membutuhkan waktu lama.

"Ini kan LRT itu operasinya by sistem, jadi ketika mengubah salah satu, paling dekat pintu saja, sistem harus berubah. Ketika diubah harus semua diubah dan update lagi butuh waktu lama," ucap Koeswardojo.

Baca Juga: Cara Naik LRT Jabodebek, Daftar Stasiun Tiap Rute dan Jam Operasional

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya