TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pertumbuhan Ekonomi AS Tembus 3 Persen, Dolar Tekuk Rupiah Pagi Ini

Rupiah dibuka melemah 49 poin

Seorang warga menunjukkan uang Rupiah kertas Tahun Emisi 2022 usai menukarkan di mobil kas keliling Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Gorontalo di Kota Gorontalo, Gorontalo, Jumat (19/8/2022). (ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin)

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah dibuka melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pagi ini, Jumat (30/8/2024).

Mengutip data RTI, pada praperdagangan, kurs rupiah sempat menguat tipis terhadap dolar AS, yakni 1 poin atau 0,01 persen ke Rp15.409 per dolar AS. Namun, di pembukaan perdagangan, kurs rupiah melemah hingga 34 poin atau 0,22 persen ke Rp15.444 per dolar AS.

Memasuki menit ke-10 perdagangan, kurs rupiah melemah 49 poin atau 0,32 persen ke Rp15.549 per dolar AS. Pagi ini, kurs rupiah bergerak di kisaran Rp15.289-15.654 per dolar AS.

Baca Juga: IHSG Gagal Bertahan di Penutupan, 4 Saham Ini Tak Gentar

1. Pertumbuhan ekonomi AS membaik

Menurut pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra, pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini dipengaruhi data perekonomian AS yang dirilis Departemen Perdagangan AS semalam.

Berdasarkan situs Departemen Perdagangan AS, pertumbuhan ekonomi AS menyentuh 3 persen pada kuartal II-2024 dibandingkan kuartal II-2023 alias secara year on year (yoy). Angka ini meningkat tajam dibandingkan pertumbuhan ekonomi AS di kuartal I-2024 yang hanya 1,4 persen.

Selain itu, produksi barang dan jasa juga meningkat 2,8 persen, belanja konsumen tumbuh 2,9 persen, investasi tumbuh 7,5 persen, dan klaim pengangguran turun.

“Data PDB AS kuartal ke-2 yang dirilis lebih tinggi dari perkiraan kemarin malam, 3 persen vs 2,8 persen, mendorong penguatan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya,” ujar Ariston kepada IDN Times.

Baca Juga: 7 Bisnis Kaesang yang Masih Beroperasi, Ada App Investasi!

2. Wacana penurunan suku bunga acuan masih jadi pengaruh

Kondisi perekonomian yang membaik dinilai sebagian pelaku pasar dapat mempengaruhi wacana Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed) dalam memangkas suku bunga acuan Fed Fund Rate (FFR).

“Hasil PDB ini mengindikasikan bahwa ekonomi AS masih cukup tangguh sehingga mungkin tidak perlu pemangkasan suku bunga acuan AS yang besar dalam waktu singkat,” tutur Ariston.

Namun, peluang FFR dipangkas bulan depan masih sangat besar dan dapat mendorong kurs rupiah.

“Peluang suku bunga acuan AS untuk dipangkas di September masih 100 persen dan ini membantu penguatan rupiah terhadap dolar AS,” ucap Ariston.

Baca Juga: Ini Dia 5 Bisnis Kaesang yang Bangkrut, dari F&B hingga Clothing!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya