TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kemenhub Prediksi 107 Juta Orang Lakukan Perjalanan di Libur Nataru

Naik 143 persen dari tahun lalu

ANTARA FOTO/Risky Andrianto

Jakarta, IDN Times - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) merilis hasil survey daring potensi pergerakan masyarakat pada masa libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023/2024.

Dari hasil survei, diprediksi sebanyak 107,63 juta orang atau 39,38 persen dari total populasi nasional akan melakukan perjalanan pada periode libur Nataru mendatang.

Adapun survei itu dilakukan menggunakan metode penyebaran kuesioner secara daring melalui Whatsapp, Instagram dan SMS Blast. Periode pelaksanaan survei yaitu satu bulan, mulai 26 Oktober sampai dengan 2 November 2023.

Baca Juga: Lebih dari 44 Juta Orang Diprediksi Lakukan Perjalanan Selama Nataru

1. Jumlah masyarakat yang bepergian meningkat lebih dari 140 persen

ilustrasi Bandara Soekarno-Hatta (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi mengatakan, hasil survei itu meningkat drastis dibandingkan jumlah pergerakan masyarakat pada Nataru 2022 lalu, bahkan hingga 143,65 persen.

"Pada libur Nataru tahun lalu diprediksi yang melakukan pergerakan 44,17 juta orang, sementara tahun ini diprediksi 107,63 juta orang. Jadi meningkatnya sangat signifikan di atas seratus persen (143,65 persen),” kata Budi dikutip dari keterangan resmi, Senin (20/11/2023).

Baca Juga: Kemenhub Pakai Konsultan Prancis buat Telusuri Masalah LRT Jabodebek

2. Sebagian besar tujuan bepergian di Nataru untuk berlibur

ilustrasi penumpang kereta api (dok. PT KAI)

Menurut hasil survei, alasan masyarakat bepergian di masa libur Nataru yang paling tertinggi adalah liburan ke lokasi wisata dengan persentase 45,29 persen. Kemudian, liburan pulang kampung (30,15 persen), dan merayakan Nataru di kampung halaman (18,98 persen).

Lebih lanjut, pilihan moda transportasi yang digunakan untuk melakukan perjalanan didominasi penggunaan kendaraan pribadi, yaitu mobil 35,57 persen (39,97 juta orang), dan motor 17,92 persen (20,14 juta orang).

Sedangkan untuk transportasi umum, pergerakan didominasi moda kereta api 13,16 persen (14,79 juta orang), pesawat 11,91 persen (13,38 juta orang), bus 10,94 persen (12,29 juta orang), kapal penyeberangan 6,04 persen (6,78 juta orang), dan kapal laut 3,44 persen (3,86 juta orang).

Selanjutnya, simpul transportasi yang akan dipadati penumpang baik dari daerah asal maupun tujuan, yaitu Stasiun Senen, Stasiun Gambir, Stasiun Sidoarjo, Stasiun Bandung, Stasiun Tugu, Terminal Tipe A Amplas Medan, Terminal Tipe A Purbaya, Pelabuhan Penyeberangan Merak, Pelabuhan Tanjung Perak, Pelabuhan Tenau, Bandara Soekarno Hatta, dan Bandara I Gusti Ngurah Rai.

Budi mengatakan, dengan melihat banyaknya pergerakan ke lokasi wisata dan penggunaan mobil dan motor yang cukup besar, maka perlu disiapkan langkah antisipasi pengaturan lalu lintas di titik-titik krusial.

“Kami akan berkoordinasi intensif dengan pemerintah daerah, Kepolisian, pengelola jalan tol, BMKG, Badan SAR Nasional, dan unsur terkait lainnya,” ucap Budi.

Baca Juga: Kemenhub Siapkan Tarif Dynamic Pricing untuk LRT Jabodebek, Apa Itu?

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya