TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Holding BUMN Defend ID Tegaskan Tidak Pernah Kirim Senjata ke Israel 

Ekspor alutsista diawasi ketat

Direktur Utama Holding BUMN Pertahanan DEFEND ID, Bobby Rasyidin. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Jakarta, IDN Times - Holding BUMN industri pertahanan, Defend ID atau DEFEND ID menegaskan tak pernah mengirim senjata atau alat utama sistem persenjataan (Alutsista) ke Israel.

Direktur Utama Holding BUMN Pertahanan DEFEND ID, Bobby Rasyidin memastikan seluruh anggota holding tak pernah menyuplai alutsista ke negara yang tengah berkonflik dengan Palestina tersebut.

"Tidak ada, tidak ada, dengan Israel kita tidak ada," kata Bobby usai menghadiri acara Ngopi BUMN di Jakarta, Selasa (10/10/2023).

Baca Juga: Holding BUMN Bantah Tuduhan Kirim Senjata ke Myanmar 

Baca Juga: Konflik Pecah di Sejumlah Negara, Defend ID Tak Ikut Ekspor Senjata

1. PBB dan pemerintah melarang ekspor senjata ke negara yang berkonflik kemanusiaan

Asap dan api membubung tinggi di atas sebuah gedung saat serangan udara Israel, di tengah gejolak perseteruan antara Israel-Palestina, di Kota Gaza, Senin (17/5/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Mohammed Salem.

Bobby mengatakan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan pemerintah sendiri melarang ekspor senjata ke negara-negara yang tengah berkonflik kemanusiaan.

Namun, DEFEND ID diperbolehkan mengirim senjata ke negara yang tengah berperang, selama tak ada larangan dan bukan termasuk konflik kemanusiaan.

"Itu kan ada deklarasi-deklarasi dari Dewan Keamanan PBB, apakah ini boleh, apakah itu tidak boleh, apakah ini masalah HAM, apakah masalah tidak HAM, apakah invasi misalnya seperti Ukraina dengan Rusia, kita selalu mengikuti itu, kita tidak pernah keluar dari jalur itu," ucap Bobby.

2. Ekspor senjata diawasi ketat

Ilustrasi tank medium harimau yang diproduksi oleh PT Pindad dan perusahaan Turki FNSS Defence System. (dok. PT Pindad)

Bobby mengatakan, untuk mengekspor senjata pun DEFEND ID diawasi ketat. Sehingga, ekspor senjata tak bisa dilakukan dengan mudah.

"Ini kan menyangkut manusia, menyangkut HAM, dan kawan-kawannya. Jadi kalau kita melakukan ekspor, itu benar-benar di-screen. Jadi di-screen itu negara importirnya siapa. Kedua, penggunaannya itu untuk apa, termasuk juga document control dari kita sebagai produsen itu seperti apa," tutur Bobby.

Baca Juga: Ada Dugaan Indonesia Alirkan Senjata Ilegal ke Myanmar

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya