TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Harga Emas Masih Betah di Rp1,08 Juta per Gram, Mau Jual atau Beli?

Harga emas hari ini stagnan

Emas Antam Logam Mulia dari Butik Emas Logam Mulia (BELM) Balikpapan (IDN Times/Riani Rahayu)

Jakarta, IDN Times - Harga emas hari ini, Jumat (14/7/2023), yang diproduksi PT Aneka Tambang atau Antam tak berubah alias stagnan di Rp1,08 juta per gram.

Begitu juga harga buyback hari ini yang dirilis situs logammulia.com, stagnan di Rp955 ribu per gram. Harga buyback adalah harga yang ditetapkan Antam ketika kamu hendak menjual emas ke Butik Logam Mulia.

Baca Juga: 3 Kelebihan dan Kekurangan Investasi Emas

1. Harga emas Antam dalam pecahan lain

Berikut ini harga emas batangan Antam per hari ini dalam pecahan lain:

  • Harga emas 0,5 gram: Rp590 ribu.
  • Harga emas 1 gram: Rp1,08 juta.
  • Harga emas 2 gram: Rp2,1 juta.
  • Harga emas 3 gram: Rp3,125 juta.
  • Harga emas 5 gram: Rp5,175 juta.
  • Harga emas 10 gram: Rp10,295 juta.
  • Harga emas 25 gram: Rp25,612 juta.
  • Harga emas 50 gram: Rp51,145 juta.
  • Harga emas 100 gram: Rp102,212 juta.
  • Harga emas 250 gram: Rp255,265 juta
  • Harga emas 500 gram: Rp510,32 juta
  • Harga emas 1.000 gram: Rp1,02 miliar.

Harga jual emas tersebut belum termasuk Pajak Penghasilan (PPh) 22 atas emas batangan sebesar 0,45 persen bagi pemegang Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Bagi pembeli yang tidak menyertakan NPWP memperoleh potongan pajak lebih tinggi sebesar 0,9 persen.

 

Baca Juga: 9 Kerugian Investasi Emas Antam, Tidak Melulu Untung!

2. Emas fisik merupakan instrumen investasi berisiko rendah

Setiap instrumen investasi memiliki tingkat risiko berbeda. Ada yang rendah, moderat atau menengah, hingga berisiko tinggi.

Menurut perencana keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia, Andy Nugroho, salah satu instrumen investasi berisiko rendah adalah logam mulia atau emas fisik. Namun, emas juga memiliki risiko tinggi hilang atau dicuri, terutama ketika dibawa bepergian.

"Risiko rendah karena pertumbuhan nilai sudah lebih tinggi dibanding bunga bank, tapi juga fluktuatif, cukup likuid. Kenapa bisa juga dikategorikan risiko tinggi, karena mudah atau rawan hilang, dicuri. Di satu sisi dia sangat praktis, mudah dibawa-bawa. Tapi itu bisa dicuri," ucap Andy kepada IDN Times.

Selain itu, Andy mengingatkan agar masyarakat memahami instrumen-instrumen investasi yang rendah risiko, tentunya juga akan memberikan imbal hasil yang lebih kecil.

Sebaliknya, jika kamu mencari instrumen investasi yang imbal hasil lebih besar, maka risikonya juga tinggi atau peluang menghadapi kerugian lebih besar, high risk high return.

"Dengan adanya risiko rendah berarti return juga kecil. Jadi jangan sampai orang berasumsi risiko rendah tapi return tinggi," kata Andy.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya