TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

BUMN Harus Kejar Emisi Nol 2060, tapi Pelaksanaannya Bikin Pusing!

Pemerintah susun skema eksekusi lebih rinci

Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo dalam HSBC Summit 2023. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah menetapkan target nol emisi karbon atau net zero emission (NZE) pada tahun 2060. Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, rumus untuk mencapai target itu sudah dirancang dengan baik.

Namun, rumus itu memusingkan saat hendak dituangkan atau dieksekusi. Oleh sebab itu, Kementerian BUMN tengah menyusun skema eksekusi yang lebih rinci.

"Ini target yang tidak mudah, tadi saya sampaikan ke bu Tina (Jubir Menteri Investasi/Kepala BKPM), rumusnya bagus, tapi yang eksekusi pusing, jadi kita harus benar-benar membuat rencana yang sangat detail dan sangat executable," kata Tiko dalam HSBC Summit 2023 di Hotel St. Regis, Jakarta, Rabu (11/10/2023).

Baca Juga: Menteri ESDM Bertemu Pangeran Belanda di WEF 2023, Bahas NZE

1. Jurus pemerintah capai NZE 2060 tanpa harus cepat-cepat matikan PLTU

PLTU Karangkandri yang ada di Jawa Tengah (instagram.com/riyandrl)

Kementerian BUMN sendiri sudah menyusun lima inisiatif strategis untuk mencapai target NZE 2060 dari sisi perusahaan pelat merah.

Pertama, pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara harus bisa mengurangi sumbangan emisi karbonnya. Untuk itu, dibuatkanlah proyek co-firing menggunakan bio massa dan bahan bakar gas.

"Sehingga kita tidak terburu-buru me-retire coal kita. Tapi bagaimana menghasilkan coal tapi dengan clean coal dan menurunkan emisi (gas) rumah kaca-nya," ucap Tiko.

Penurunan emisi di sektor transportasi itu juga merupakan solusi krusial demi mencapai NZE di 2060. Saat ini, pemerintah tengah menggenjot penggunaan bahan bakar ramah lingkungan, seperti biodiesel dan juga Pertamax Green 95. Tiko membeberkan, pemerintah juga akan meluncurkan bahan bakar pesawat yang lebih ramah lingkungan.

Baca Juga: Bidik Pasar AS, RI Bakal Kembangkan Industrialisasi Fotovoltaik

2. Penggunaan EBT harus lebih masif

Potret pembangunan PLTA Batangtoru pada September 2018 lalu. (IDN Times/Prayugo Utomo)

Inisiatif ketiga adalah pemanfaatan lahan hutan di Indonesia yang bisa menyimpan karbon. Keempat, perdagangan karbon melalui bursa karbon. Kelima, mendorong penggunaan energi baru dan terbarukan (EBT), salah satunya melalui PT PLN (Persero).

"Bagaimana cara kita melalui PLN meng-accelerate bagaimana pembangunan daripada 70 persen renewable akan masuk onstream selama satu dekade ke depan dengan berbagai komposisi hydro, solar, wind, geothermal dan sebagainya," kata Tiko.

Baca Juga: Menperin Kejar Target Nol Emisi Karbon Sektor Industri di 2050

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya