Transisi Energi Digenjot demi Visi Indonesia Emas, Sudah Sampai Mana?
Banyak kendala di proyek penyediaan listrik
Intinya Sih...
- RUPTL baru targetkan lebih dari 367 GW energi baru terbarukan pada 2060.
- Percepatan transisi energi berkeadilan krusial untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara maju pada 2045.
- Pembangunan infrastruktur listrik rendah karbon penting untuk pertumbuhan ekonomi merata di seluruh Indonesia.
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Indonesia mempunyai visi Indonesia Emas 2045 dan menjadi salah satu negara ekonomi terbesar di dunia. Untuk itu, Indonesia perlu pertumbuhan ekonomi tinggi yang berkelanjutan, serta pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) agar mencapai net zero emission pada 2060 atau lebih cepat.
Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Eniya Listiani Dewi menyampaikan pihaknya tengah menyiapkan draft Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) baru.
Pada draf RUPTL tersebut, Indonesia menargetkan lebih dari 367 giga watt (GW) energi baru terbarukan (EBT) pada 2060, dengan porsi variabel energi terbarukan dengan penyimpanan energi mencapai 42 persen.
”Ada banyak kendala tentang bagaimana memanfaatkan proyek besar ini yang memiliki peluang yang sangat besar, sekitar 3,6 tera watt, tetapi kami masih memiliki kurang dari 0,5 persen. Sebenarnya 0,3 persen yang sekarang telah dimanfaatkan. Baru sekitar 14 giga watt yang telah dimanfaatkan dari energi terbarukan dalam sistem kita,” ujar Eniya dalam Indonesia Sustainable Energy Week (ISEW) 2024, Selasa (10/9/2024).
Baca Juga: Kendala Investasi, Bauran Energi Hijau Baru 13,93 Persen