TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tekan Angka Kemiskinan, Anies Mau Stabilkan Harga Pangan

Kemiskinan ditargetkan empat sampai lima persen di 2029

Bacapres Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan berharap MKMK bersikap objektif demi menjaga marwah MK. (IDN Times/Amir Faisol

Jakarta, IDN Times - Calon Presiden Koalisi Perubahan, Anies Baswedan, berjanji untuk menurunkan angka kemiskinan di Indonesia sampai ke level empat hingga lima persen pada 2029 mendatang. Untuk saat ini, tingkat kemiskinan masih berada pada level 9,36 persen. 

"Angka kemiskinan kita berkisar antara sembilan sampai 10 persen hari ini dan ingin targetkan di 2029 antara empat hingga lima persen. Harapannya, kemiskinan ekstremnya bisa nol persen," kata Anies dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Menara Bank Mega, Jakarta, Rabu (8/11/2023).

Baca Juga: Anies Kritisi Lonjakan Anggaran Infrastruktur Era Jokowi

1. Janjikan biaya hidup terjangkau

Ilustrasi uang (IDN Times/Aditya Pratama)

Untuk menurunkan tingkat kemiskinan, Anies menyebut akan mendorong biaya hidup terjangkau. Salah satunya dengan menstabilkan harga pangan dengan memastikan suplai pangan terjaga.

"Kami akan pastikan biaya hidup terjangkau. Artinya kepastian suplai pangan dengan harga murah. Ini kami melihat efisiensi dan transparansi kegiatan pasar jadi penting," ujar Anies.

Adapun harga pangan yang melonjak disebabkan permintaan bahan pangan naik, namun sisi suplai bahan pangan belum cukup untuk memenuhi permintaan yang ada. Sehingga, harga bahan pangan meningkat. Apabila ini terjadi secara terus menerus maka akan mendorong terjadinya laju inflasi.

2. Transparansi harga efektif tanpa perlu intervensi

Ilustrasi bahan pangan pokok. (IDN Times/Asrhawi Muin)

Dia juga mengungkapkan keberhasilan IPJ (Info Pangan Jakarta), aplikasi untuk memantau harga pangan rata-rata di Jakarta. Adapun dalam IPJ harga rata-rata setiap komoditas terpampang secara transparan, sehingga diharapkan masyarakat dapat mendapatkan informasi harga pangan terbaru ketika mau berbelanja.

Kebijakan ini, mendorong mekanisme kompetisi yang berjalan dan bisa menguntungkan konsumen, sehingga harga diklaim bisa turun tanpa harus ada intervensi dari pemerintah.

"Warung-warung kalau mau belanja kulakan, mereka ke pasar. Sampai di pasar, dia mau belanja, dilihat cabai merah berapa, kalau selisih jauh, akan pindah ke Kramat Jati. Jadi, selisih harga Kramat Jati dan semua pasar di jakarta terkendali, karena transparansi dan efisiensi," jelas Anies.

Baca Juga: Anies Baswedan Mau Ubah Perspektif Bansos di Masyarakat

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya