TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dibayangi Risiko Global, Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga di Q2 

Gejolak global masih bergerak dinamis

ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Aditya Pratama)

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani mengungkapkan, stabilitas sistem keuangan terjaga di kuartal II 2024 di tengah masih meningkatnya ketidakpastian ekonomi dan risiko geopolitik.

Hal tersebut berdasarkan hasil rapat koordinasi KSSK ke-III 2024 yang sudah dilakukan oleh KSSK yang terdiri dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

“KSSK pada triwulan II 2024 tetap terjaga di tengah peningkatan tekanan di pasar keuangan global dan juga seiring dengan ketidakpastian ekonomi global dan risiko geopolitik yang masih tinggi,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers KSSK triwulan II 2024 di Gedung LPS Jakarta, Jumat (2/8/2024).

Baca Juga: Rusia Sebut AS-Barat Ganggu Tatanan Global dan Stabilitas Ekonomi

1. Tekanan mulai mereda di kuartal III

Memasuki kuartal III,  tekanan dari sisi global pun mulai terpantau sedikit mereda, namun KSSK  melihat bahwa berbagai risiko yang berkembang masih  perlu terus dicermati dan diantisipasi ke depan.

Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi dunia  masih lemah, namun sudah relatif stabil.

2. Ekonomi global diproyeksi melemah ke level 3,2 persen

Lembaga-lembaga internasional telah menyiapkan outlook, di mana outlook tersebut menunjukkan pertumbuhan ekonomi di level yang lemah.

"Laporan terbaru dari world economic outlook WEO dan IMF memproyeksikan ekonomi global tumbuh 3,2 persen. 3,2 persen itu lebih lemah dari 3,3 persen yang tumbuh tahun 2023,” jelasnya.

Sri Mulyani menyebut pertumbuhan negara dengan ekonomi terbesar yaitu Amerika Serikat (AS) dalam resiliensi baik terutama didorong permintaan domestik, meskipun statistik akhir bulan nantinya menunjukkan suatu perkembangan yang mempengaruhi arah kebijakan.

“Negara ekonomi terbesar kedua yaitu Tiongkom  masih belum kuat dengan pertumbuhan kuartal II yang baru saja dipublikasi adalah hanya pada tingkat 4,7 persen,” tutur Sri Mulyani.

Baca Juga: Belajar dari PDNS, Jokowi Minta OJK dan BI Perketat Keamanan Transaksi

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya