TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Rupiah Lesu ke Level Rp15.140 per Dolar AS

Rupiah melemah 15 poin

Ilustrasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (ANTARA FOTO/ Sigid Kurniawan)

Intinya Sih...

  • Rupiah melemah 15 poin menjadi Rp15.140 per dolar AS
  • Mata uang Asia lainnya juga melemah terhadap dolar AS
  • Pergerakan rupiah dipengaruhi oleh data inflasi AS dan konflik di Timur Tengah

Jakarta, IDN Times - Pergerakan nilai tukar atau kurs rupiah ditutup melemah pada akhir perdagangan, Senin (30/9/2024). 

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah melemah ke level Rp15.140 per dolar AS. 

Rupiah tercatat melemah 15 poin atau 0,10 persen dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya di posisi Rp15.125 per dolar AS.

1. Mata uang kompak melemah

Lebih rinci, rupiah tidak melemah sendirian karena sejumlah mata uang di kawasan Asia ikut melemah terhadap dolar AS, beberapa di antaranya:

  • Rupee India melemah 0,11 persen
  • Yuan China melemah 0,02 persen
  • Dolar Taiwan melemah 0,21 persen 
  • Yen Jepang melemah 0,18 persen 
  • Won Korea melemah 0,13 persen 

Baca Juga: Apa itu Wakaf Saham? Cara Investasi Sekaligus Beramal

2. Data inflasi PCE lebih lemah dari perkiraan

Pengamat Pasar Uang, Lukman Leong mengatakan, pergerakan rupiah hari ini dipengaruhi data inflasi PCE AS yang lebih lemah dari perkiraan.

"Sejalan dengan meingkatnya eskalasi di Timur Tengah," jelasnya.

Baca Juga: Mengenal Jenis-Jenis Inflasi Berdasarkan Asal, Penyebab dan Sifatnya 

3. Naiknya eskalasi konflik Timur Tengah

Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, pasar akan menunggu untuk mendengar dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell untuk petunjuk tentang kecepatan pelonggaran moneter bank sentral, dan tujuh pembuat kebijakan Fed lainnya akan berbicara minggu ini.

"Akan dirilis data tentang lowongan pekerjaan dan perekrutan swasta, bersama dengan survei ISM tentang manufaktur dan jasa. Dengan Fed dan bank sentral utama lainnya yang mulai melonggarkan kebijakan, pemulihan ekonomi mungkin akan segera terjadi," ucapnya. 

Selain itu, konflik Timur Tengah kembali memanas setelah Israel meningkatkan serangannya terhadap kelompok militan Hizbullah dan Houthi yang didukung Iran.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya