TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Produk Tembakau Alternatif, Bisa Tekan Prevelansi Merokok?

Perokok dewasa bertambah 8,8 juta orang di 2011-2021

Ilustrasi Rokok (IDN Times/Aditya Pratama)

Jakarta, IDN Times - Produk tembakau alternatif diklaim memiliki profil risiko 90-95 persen lebih rendah daripada rokok. Dengan klaim tersebut, tembakau alternatif digadang-gadang bisa menekan prevalensi merokok.

Produk tembakau alternatif meliputi produk tembakau yang dipanaskan, rokok elektrik atau vape, dan kantong nikotin yang menerapkan konsep pengurangan bahaya tembakau (tobacco harm reduction).

Ketua Masyarakat Sadar Risiko Indonesia (Masindo), Dimas Syailendra, mengatakan
optimalisasi produk tembakau alternatif sebagai alat bantu untuk menurunkan prevalensi merokok sudah dimanfaatkan oleh berbagai negara, termasuk Inggris dan Swedia.

"Hasilnya menunjukkan angka perokok di kedua negara tersebut mengalami penurunan," kata Dimas dalam keterangannya, dikutip Kamis (16/11/2023). 

Baca Juga: Cegah Rokok Elektrik Ilegal, Asosiasi Janji Tambah Pengawasan

1. Jumlah perokok di negara ini turun

ilustrasi merokok (IDN Times/Arief Rahmat)

Berkat memanfaatkan produk tembakau alternatif, dijelaskan Dimas, jumlah perokok di Inggris pada 2021 mencapai sebesar 13,3 persen atau setara 6,6 juta jiwa. Angka ini turun dibandingkan 2020 yang mencapai 14 persen.

Selain itu, jumlah perokok di Swedia pada 2022 menurun menjadi sekitar 5,6 persen dari total populasi. Terlebih pada 2015, tingkat prevalensi perokok di Swedia 15 persen.

"Angka tersebut menjadikan Swedia menjadi negara dengan tingkat prevalensi merokok terendah di Uni Eropa," ujar Dimas.

Baca Juga: Cukai Rokok Naik 10 Persen, Pengamat Sumsel Sebut UMKM Bisa Hancur

2. Pemerintah perlu tekan prevelansi perokok

ilustrasi perokok (IDN Times/Arief Rahmat)

Keberhasilan berbagai negara seperti Inggris dan Swedia dalam mengurangi prevalensi merokok, diharapkan dapat menjadi acuan bagi pemerintah untuk bisa menerapkan strategi serupa.

"Ini dapat menjadi (program) pelengkap dari yang selama ini sudah dijalankan. Kehadiran produk tembakau alternatif dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki kualitas kesehatan masyarakat," ujar Dimas.

Ditinjau dari data Global Adult Tobacco Survey (GATS) 2021 yang diluncurkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), grafik jumlah perokok Indonesia cukup mengkhawatirkan. Ada penambahan jumlah perokok dewasa sebanyak 8,8 juta orang, yaitu dari 60,3 juta pada 2011 menjadi 69,1 juta perokok pada 2021.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya