TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Menko Airlangga: Inflasi yang Rendah Dukung Kinerja Ekonomi RI

Arus perdagangan ASEAN bergeser, dari China ke AS

Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengendali Inflasi 2024 di Istana Presiden. (YouTube.com/Bank Indonesia)

Intinya Sih...

  • Inflasi Indonesia rendah, pertumbuhan ekonomi lebih baik dibanding negara-negara G20
  • Pergeseran arus perdagangan ASEAN dari China ke AS menjadi kesempatan emas bagi Indonesia

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, inflasi Indonesia yang terjaga rendah mendorong pertumbuhan ekonomi negeri ini lebih baik dibandingkan negara-negara G20.

Airlangga menjelaskan, capaian Inflasi Indonesia pada Mei 2024 sebesar 2,84 persen secara tahunan (year on year/yoy). Angka inflasi ini lebih baik dibanding sejumlah negara, seperti Rusia yang sudah menyentuh 7,84 persen, India 4,75 persen, Australia 3,6 persen, dan Amerika Serikat (AS) 3,3 persen.

"Inflasi (terkendali rendah) mendukung kinerja ekonomi Indonesia mencapai 5,11 persen (yoy) dan pertumbuhannya lebih berkualitas dibandingkan negara lain," kata Airlangga dalam Rakornas Pengendalian Inflasi Tahun 2024 dan TPID Award di Jakarta, Jumat (14/6/2024).

Baca Juga: Bos BI Lapor Jokowi, Inflasi RI Termasuk Terendah di Dunia

1. Terjadi pergeseran arus perdagangan yang beralih ke AS

ilustrasi ekspor-impor (pexels.com/freestocks.org)

Meski demikian, Airlangga menyoroti adanya pergeseran arus perdagangan negara-negara ASEAN, yang beralih dari China ke AS. Di tengah momentum peralihan perdagangan tersebut bisa menjadi kesempatan emas bagi Indonesia, karena ini terjadi untuk pertama kalinya dalam sejarah.

Sayangnya, Indonesia belum bisa memanfaatkan momentum tersebut karena belum melakukan Free Trade Agreement (FTA) alias perjanjian perdagangan bebas dengan AS. Akibatnya, yang menikmati momentum tersebut adalah Vietnam, Thailand, serta beberapa negara lain yang sebelumnya sudah melakukan FTA tersebut.

"Namun kita perlu catat, China dan Amerika Serikat shifting perdagangan. Di kuartal ini, perdagangan ASEAN ke Amerika daripada China. Ini untuk pertama kali dalam sejarah, pergeseran supply chain memang terjadi," ucap Airlangga.

Baca Juga: Jokowi Semringah Inflasi Mei 2,84 Persen: Segar Kalau Begini

2. Tangkap momentum, Indonesia tengah persiapkan FTA dengan AS

ilustrasi ekspor-impor (IDN Times/Aditya Pratama)

Merespons hal tersebut, dan memanfaatkan momentum peralihan perdagangan tersebut, Airlangga menyebut, pemerintah tengah mempersiapkan FTA dengan AS.

Adapu  perjanjian perdagangan bebas atau FTA merupakan perjanjian perdagangan internasional yang melibatkan dua atau lebih pihak yang mengadakan perjanjian, yang mengatur pengenaan resiprokal tarif preferensi di antara pihak-pihak yang mengadakan perjanjian tersebut.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya