Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Jakarta, IDN Times - Metode pembayaran nontunai melalui Quick Response Code Indonesia Standard atau QRIS nyatanya membawa berkah bagi pedagang, dan akseptasi pengguna QRIS pun sudah menjangkau hingga ke Tanah Samosir.
Para pelaku UMKM di kawasan wisata Huta Siallagan, Pulau Samosir, merasakan dampak positif dari penggunaan QRIS, salah satunya Christie Souvenir yang menjajakan pernak-pernik seperti gelang, gantungan kunci, baju dan jaket dari kain tenun hingga rajutan yang dibuat oleh warga di Pulau Samosir.
Lantas apakah omzetnya ikut bertambah besar setelah menggunakan QRIS?
Baca Juga: Beredar QRIS Palsu, BI: Keamanan Transaksi Tanggung Jawab Bersama
1. Awal mula bergabung pakai QRIS Livin by Mandiri
(IDN Times/Aditya Pratama) Saat berbincang dengan IDN Times, pedagang oleh-oleh seni khas Batak, Lenora Hutabarat (51) mengatakan, mulai berdagang sejak 20 tahun silam. Namun, baru Januari 2024 lalu dia mulai menyediakan metode pembayaran QRIS Livin usaha by Mandiri.
Langkahnya melakukan digitalisasi di rukonya ternyata membuahkan kasil, karena QRIS terbukti bisa memudahkan wisatawan maupun pengunjung untuk melakukan pembayaran. Dia merasa cukup terbantu dengan adanya QRIS ini.
"QRIS sangat membantu penjualan, karena biasanya pengunjung tidak membawa uang sempat tidak mau beli. Tapi pas lihat ada QRIS, jadi bisa beli, terus bisa tambah belanjaan juga," jelasnya.
2. Berkat QRIS omzet pedagang souvenir khas Samosir meningkat
QRIS pada ekosistem ekonomi (pexels.com/iMin Technology) Tak hanya memudahkan transaksi, kehadiran QRIS juga turut mendongkrak omzet atau pendapatannya, dari semula Rp500 ribu kini Lenora bisa mengantongi omzet Rp2 juta per hari berkat kemudahan layanan QRIS.
“Tapi jumlah pendapatan masih tergantung sama hari libur juga sih, seperti kemarin bulan puasa itu sepi tidak ada pengunjung, lalu kembali ramai saat libur Lebaran,” ujarnya.
Apalagi saat ini semua perbankan sudah menyediakan akses QRIS, sehingga memudahkan pembeli bertransaksi karena tidak perlu repot lagi menggunakan uang tunai untuk belanja.
Sedangkan sisi penjual juga terbantu karena tidak perlu menyediakan uang kembalian yang saat ini mulai sulit untuk disediakan, karena semua transaksi sudah menggunakan digitalisasi.
"Sangat berdampak positif sekali bagi saya dan juga untuk para tamu.
Karena dengan adanya sistem QRIS, kita dapat bertransaksi lebih cepat dan lebih efisien," tegas Leonard.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
3. Di lokasi wisata Samosir tidak ada pedagang yang menerapkan MDR ke pembeli
Penggunaan QRIS yang interaktif (pexels.com/Pixabay) Berdasarkan pantauan IDN Times, di lokasi wisata ini penjual tidak mengenakan tarif Merchant Discount Rate (MDR) QRIS sebesar 0,3 persen kepada konsumen. Alhasil, MDR ditanggung oleh pedagang dan tidak boleh dibebankan kepada pembeli.
Perlu dicatat, konsumen dapat menolak jika pedagang hendak mengenakan biaya admin tambahan saat hendak membayar dengan QRIS. Tarif MDR sebesar 0,3 persen hanya berlaku untuk transaksi lebih dari Rp100.000.