Biaya Logistik Indonesia Harus Diturunkan Jadi 8 Persen
Eksositem logistik yang terintegrasi dorong produktivitas
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Inspektur Jenderal Kementerian Perhubungan, Arif Toha, mengatakan biaya logistik nasional terhadap harga barang masih cukup tinggi di 14,29 persen. Bahkan bila dibandingkan Amerika Serikat 9,4 persen terhadap harga barang, kemudian Jepang 5,9 persen dan Korea Selatan 12,5 persen.
"Biaya logistik terhadap harga barang 14,29 persen untuk semua moda, kontribusi terbesar biaya logistik dari transportasi darat yakni 7 persen, transportasi laut 3,6 persen, pergudangan 1,5 persen, administrasi sebesar 1,2 persen dan transportasi udara mencapai 0,8 persen," jelasnya dalam dalam Seminar Peningkatan Kinerja Logistik Melalui Utilitas Layanan NLE, Selasa (10/10/2023).
Baca Juga: NLE Diklaim Bikin Bongkar Muat Pelabuhan dan Bandara hanya 2,5 Hari
Baca Juga: Bagaimana NLE Bisa Jadi Solusi Efisiensi Industri Logistik Indonesia?
1. Langkah efisienkan biaya logistik
Untuk mengefisienkan biaya logistik, maka pemerintah akan mengoptimalkan layanan infrastruktur transportasi yang menyebabkan rendahnya performa layanan.
"Kemudian peningkatan kapasitas angkut moda transportasi serta perbaikan kinerja layanan khususnya di sektor transportasi darat. Kemudian pemerintah akan melakukan investory carrying cost akan melibatkan cargo owner yang diharapkan dapat menurunkan biaya inventory yang saat ini masih relatif tinggi," jelasnya.
Baca Juga: Pemerintah Dorong PIS Majukan Sektor Logistik Hijau