TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

BI Borong SBN Rp8,8 Triliun untuk Stabilkan Rupiah

Rupiah sempat tembus Rp15.829 per dolar AS per 29 Januari

Konferensi KSSK. (IDN Times/Triyan)

Jakarta, IDN Times - Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengatakan telah membeli surat berharga negara (SBN) mencapai Rp8,8 triliun sepanjang Januari 2024. Langkah ini ditempuh untuk menstabilkan rupiah, di tengah keluarnya aliran modal asing dari pasar keuangan Indonesia beberapa pekan terakhir. 

“Kalau ada tekanan lebih tinggi, kami selalu berada di pasar dan meningkatkan intervensi di pasar valas guna memastikan nilai tukar rupiah stabil dan ke depan trennya menguat. Jadi secara keseluruhan tahun ini BI sudah membeli SBN termasuk dari pasar sekunder Rp 8,8 triliun,” ucap Perry yang dikutip, Rabu (31/1/2024).

Baca Juga: 4 Alasan Kamu Harus Investasi SBN ORI024

1. Likuiditas tetap terjaga

Ilustrasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (ANTARA FOTO/ Sigid Kurniawan)

BI melakukan intervensi valas yang disterilisasi atau disebut sterilize intervention agar dampak likuiditas rupiah tidak berdampak ke stabilitas sistem keuangan.

“Jadi likuiditas tetap terjaga supaya bank-bank tetap menyalurkan,” tutur Perry

Dia menegaskan bahwa BI akan berada di pasar dan melakukan intervensi agara pergerakan nilai tukar rupiah stabil dan lebih menguat sesuai fundamental. Selain pembelian SBN BI juga melakukan intervensi dalam bentuk kebijakan domestic non delivery forward (DNDF).

“Kami intervensi di pasar valas yaitu volatilitas kita intervensi secara tunai atau spot. Arahnya kita juga intervensi secara forward melalui DNDF. Kalau ada tekanan lebih tinggi kami selalu berada di pasar dan meningkatkan intervensi di pasar valas. Memastikan rupiah stabil dan ke depan trennya menguat,” ungkap Perry.

2. Pergerakan rupiah dipengaruhi dua faktor

Ilustrasi pendapatan negara (IDN Times/Nathan Manaloe)

Pergerakan rupiah dalam beberapa pekan terakhir masih mengalami fluktuasi, bahkan berdasarkan data Jisdor BI pada 29 Januari 2023, rupiah sempat melemah ke level terdalam yakni Rp15.829 per dolar AS pada 26 Januari 2024.

"Nilai tukar dipengaruhi dua faktor utama. Satu, faktor fundamental supply demand dan kedua, berita," ungkap Perry. 

Dia menjelaskan secara fundamental ekonomi dalam negeri masih sangat baik yang diukur dari pertumbuhan ekonomi, inflasi, hingga transaksi berjalan.Perlu diketahui, pertumbuhan ekonomi kuartal III mencapai 4,94 persen (yoy). Kemudian inflasi sebesar 2,61 persen (yoy). Neraca dagang Indonesia mencatatkan surplus sebesar 36,93 miliar dolar AS selama 2023.

Baca Juga: BI Ungkap Biang Kerok Rupiah Sempat Sentuh Rp15.892 per Dolar AS

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya