Unilever Akui Boikot Bikin Penjualan di Indonesia Merosot
Boikot lantaran Unilever dinilai mendukung konflik Gaza
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Unilever termasuk ke dalam perusahaan yang mengalami tantangan pada kuartal IV-2023 lantaran adanya boikot terhadap perusahaan tersebut akibat konflik di Timur Tengah.
Perusahaan yang menghasilkan produk dengan merek Vaseline, sabun Dove, deodoran Rexona, serta berbagai produk rumah tangga lainnya mencatat penurunan penjualan sebesar 15 persen di Indonesia selama tiga bulan terakhir tahun lalu.
"Pada Indonesia, kami melihat penurunan penjualan dua digit di kuartal keempat karena penjualan beberapa perusahaan multinasional terdampak oleh kampanye konsumen yang berfokus pada geopolitik," kata CEO Unilever, Hein Schumacher, dilansir CNN, Jumat (23/2/2024).
Baca Juga: Unilever Cetak Laba Rp4,8 Triliun di 2023, Anjlok 10,5 Persen!
1. Unilever dinilai terlibat dalam konflik di Gaza
Unilever melaporkan bahwa penjualan di Indonesia terdampak oleh perilaku konsumen yang memilih untuk tidak membeli produk dari perusahaan multinasional sebagai tanggapan terhadap situasi politik di Timur Tengah.
Di negara-negara dengan mayoritas penduduk muslim seperti Indonesia, dengan populasi muslim lebih dari 200 juta orang, konsumen telah melakukan penolakan terhadap merek-merek Barat karena dianggap mendukung atau terlibat dalam konflik di Gaza.
Baca Juga: Prihatin Konflik Timur Tengah, Unilever Indonesia Kirim Bantuan