TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

4 Tips Membeli Bisnis Orang Lain, Khusus yang Ogah Mulai dari Nol

Jangan sampai salah beli

Ilustrasi Pengusaha/Wirausahawan (IDN Times/Aditya Pratama)

Intinya Sih...

  • Mempertimbangkan untuk membeli bisnis yang sudah ada dapat menjadi alternatif untuk memulai usaha tanpa harus memulai dari nol.
  • Perhatikan minat, keahlian, dan pengalaman kamu dalam menemukan bisnis yang sesuai untuk dibeli.

Jakarta, IDN Times - Ketimbang memulai usaha dari nol, apakah kamu pernah berpikir untuk mengambil alih bisnis yang sudah dijalankan oleh seseorang dengan membelinya?

Jika iya, itu bukan keputusan yang sederhana. Namun, ketika kamu memutuskan untuk membeli bisnis yang sudah ada, kamu bisa menjadi wirausaha tanpa harus memulai bisnis berskala UMKM dari awal.

Lagipula, sudah umum terjadi suatu entitas bisnis berpindah tangan, dan jumlahnya akan terus bertambah karena pada gilirannya generasi yang lebih tua akan pensiun dan menjual bisnis mereka.

Membeli perusahaan kecil yang sudah ada menawarkan keuntungan tersendiri, karena kamu bisa melewati kesulitan-kesulitan yang umumnya terjadi saat memulai bisnis baru. Tetapi, untuk menemukan usaha yang hendak dijual hingga mencapai kesepakatan bisa jadi butuh proses panjang dan rumit.

Dilansir NerdWallet, berikut ini adalah hal-hal yang harus kamu perhatikan!

Baca Juga: [QUIZ] Dari Drakor Favoritmu, Cek Bisnis Apa yang Cocok Kamu Jalankan

1. Cari tahu jenis usaha yang ingin kamu beli

ilustrasi pengusaha (unsplash.com/Austin Distel)

Persempit minat, ketertarikan, keahlian, dan pengalaman kamu. Biasanya seseorang cenderung lebih senang jika membeli bisnis kecil yang sesuai dengan minat dan pengalamannya.

Sebagai contoh, jika kamu pernah menjadi juru masak di sebuah restoran selama beberapa tahun, mungkin kamu telah memutuskan ingin memiliki restoran sendiri.

Meskipun kamu mungkin hanya ingin membeli kegiatan usaha untuk alasan finansial saja, yakni dengan pengembalian investasi yang diharapkan, penting juga untuk menyelaraskan diri kamu dengan tujuan non-finansial bisnis tersebut.

Lagi pula, semakin kamu mengenal model bisnis, produk atau layanan, pelanggan, industri, dan tren, semakin inovatif dan sukses ide-ide baru kamu.

2. Cari orang yang menjual kegiatan usahanya

Ilustrasi Pengusaha/Wirausahawan (IDN Times/Aditya Pratama)

Ada banyak cara untuk menemukan UMKM yang tepat untuk dijual yang sesuai dengan kriteria kamu. Mungkin kamu bisa mencarinya di bursa jual beli entitas usaha di platform online.

Kamu juga bisa bertanya kepada orang-orang di sekitar kamu, atau menghadiri pertemuan atau konferensi industri untuk bertanya kepada profesional bisnis lainnya.

Opsi lainnya adalah bekerja sama dengan pialang bisnis. Pialang bisnis secara hukum mewakili penjual. Jadi, kamu harus berhati-hati dalam menyampaikan informasi tertentu kepada mereka, seperti seberapa jauh kamu bersedia bernegosiasi.

Broker dapat membantu kamu memahami jenis bisnis yang kamu inginkan, menyaring bisnis untuk menyingkirkan semua perusahaan yang gagal, menjaga negosiasi tetap sopan dan cerdas, serta membantu kamu dengan semua dokumen yang diperlukan.

Tentu saja, pialang atau broker mendapatkan komisi saat penjualan terjadi, namun biasanya dibayar oleh penjual.

Baca Juga: 5 Tips Memilih Lokasi Bisnis buat Pemula, Sesuaikan Target

3. Pahami mengapa bisnis yang sudah berjalan dijual

ilustrasi pertumbuhan bisnis (IDN Times/Aditya Pratama)

Ada banyak alasan mengapa pemilik usaha menjual bisnisnya, termasuk sesuatu yang sederhana seperti pilihan gaya hidup yang tidak berbahaya seperti pensiun. Bisa juga ada alasan yang lebih mengkhawatirkan, seperti masalah mendasar pada bisnis.

Apabila kamu akan membeli sebuah usaha, kamu pasti ingin tahu persis mengapa bisnis yang kamu pertimbangkan untuk dibeli tidak lagi menguntungkan bagi pemiliknya saat ini.

Kamu harus bertanya kepada pemilik saat ini tentang tantangan apa yang mereka hadapi, apa yang telah mereka lakukan untuk mencoba memecahkan masalah tersebut dan bagaimana hasil dari upaya tersebut.

Dalam setiap percakapan dengan pemilik saat ini, kamu harus bertanya pada diri sendiri, yaitu, apakah kamu memiliki apa yang diperlukan untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut dengan solusi yang berbeda atau lebih baik?

Kamu perlu mewaspadai rencana bisnis yang tidak terkonsep dengan baik, pesaing yang berada jauh di depan, utang bisnis yang ada, masalah lokasi, masalah merek.

Hal lain yang patut diwaspadai adalah kesulitan inventaris, seperti biaya produksi terlalu tinggi, kualitas rendah sehingga kehilangan pelanggan, tidak ada keseimbangan penawaran dan permintaan.

Perhatian juga peralatan penunjang bisnis yang buruk atau sudah ketinggalan zaman dan terlalu mahal untuk ditingkatkan.

Selain berbicara dengan pemilik tentang masalah yang ada, bicarakan juga dengan pelanggan, karyawan, penduduk setempat, dan sebagainya. Mereka akan memberi kamu pandangan yang jujur tentang bagaimana bisnis tersebut berjalan, tanpa bias dari penjual yang mencoba meyakinkan kamu untuk membeli.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya