TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Susu Ikan Buat Makan Bergizi Gratis Bisa Cetak 195 Ribu Loker

Bagaimana dampak ekonominya?

ilustrasi susu (pexels.com/id-id/@bamusiimesylvia/)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengungkapkan, meskipun industri susu ikan hanya berkontribusi sebesar 1 persen dari total kebutuhan susu nasional, dampaknya sangat besar.

Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP, Budi Sulistyo menyebutkan, untuk memenuhi kebutuhan 1 persen tersebut, sebanyak 6.150 industri protein ikan atau hidrolisat protein ikan (HPI).

"Untuk komplementer 1 persen saja akan membuka 6.150 industri protein ikan atau HPI dengan kapasitas 2 ton per bulan," kata dia dalam media briefing di KKP, Selasa (17/9/2024).

Baca Juga: Makan Bergizi Gratis Dikhawatirkan Tidak Tepat Sasaran

1. Program susu ikan mampu serap 195 ribu tenaga kerja

ilustrasi lowongan kerja (IDN Times/Nathan Manaloe)

Berdasarkan data yang disampaikan dengan terbukanya 6.150 lebih industri protein ikan, penyerapan ikan per tahun sebagai bahan baku akan mencapai 777.630 ton. Nilai ekonomi dari bahan baku ikan tersebut diperkirakan mencapai Rp7,8 triliun per tahun.

Dari hasil produksi industri itu, output berupa HPI mencapai 147.600 ton per tahun, dengan nilai produk HPI yang diperkirakan mencapai Rp29,5 triliun per tahun.

Berdasarkan proyeksi, pengembangan program susu ikan juga akan melahirkan 7.119 industri susu ikan, dengan input HPI mencapai 147.600 ton per tahun. Produksi susu ikan diestimasi mencapai 492 ribu ton atau 14 miliar potong produk per tahun, dengan nilai produk sekitar Rp70 triliun per tahun.

"Kemudian juga industri susu ikan, penyerapan tenaga kerja (195 ribu tenaga kerja) untuk memenuhi atau memproduksi 492 ribu ton susu ikan per tahun," sebutnya.

2. Susu ikan jadi alternatif masyarakat yang mau asup protein

Ilustrasi ikan filet (IDN Times/Dhiya Awlia Azzahra)

Budi Sulistyo menjelaskan Indonesia memiliki sumber protein yang melimpah, khususnya dari ikan. Dia menekankan pentingnya memperbaiki dan memperkuat tata kelola sumber daya ikan agar bisa dimanfaatkan secara optimal sebagai sumber protein bagi bangsa.

Menurutnya, pengenalan produk seperti susu ikan dan protein ikan adalah langkah untuk memberikan pilihan baru bagi masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan protein.

Dia menyebut masyarakat dapat mengonsumsi ikan dalam bentuk segar atau beku, yang bisa diolah menjadi berbagai jenis makanan untuk anak-anak dan generasi mendatang. Selain itu, produk olahan seperti sosis, bakso ikan, dan camilan berbasis ikan juga menjadi pilihan lain, dengan standar kandungan ikan minimal 30 persen.

"Berikutnya pilihan ketiga itu adalah fortifikasi, memanfaatkan hasil teknologi ekstrak protein ikan HPI. Salah satu produk yang sudah dikenal sekarang adalah susu ikan," tambahnya.

Baca Juga: Anggaran Makan Bergizi Gratis Rp71 T, Sri Mulyani: Tunggu Penjelasan

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya