TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Stok LPG 3 Kg Terancam Habis, Pertamina Minta Kuota Ditambah

Ditambah menjadi 8,19 juta metrik ton

Pertamina pastikan ketersediaan stok dan distribusi LPG 3 Kg aman. Dok: Pertamina

Jakarta, IDN Times - PT Pertamina (Persero) telah mengusulkan agar ada penambahan kuota Liquified Petroleum Gas (LPG) 3 kg. Sebab, stok LPG subsidi tersebut terancam habis sebelum akhir 2023, akibat konsumsinya melebihi kuota (over quota).

Pertamina mengusulkan penyesuaian kuota LPG 3 kg menjadi 8,19 juta metrik ton (MT) atau naik 2,4 persen dari kuota awal sebanyak 8 juta MT. Pertamina telah meminta dukungan dari Komisi VII DPR RI dalam rapat dengar pendapat (RDP) pada Selasa (21/11/2023).

"Untuk LPG 3 kg, ini menjadi 8,19 juta MT yang kami usulkan dari kuotanya 8 juta MT," kata Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan, dikutip Rabu (22/11/2023).

Baca Juga: Pertamina-Lamborghini Kerja Sama, Hadirkan Pelumas Pertamina Fastron

1. Diproyeksi melonjak hingga 8,28 juta MT

IDNTimes/Holy Kartika

Pertamina sebelumnya memproyeksikan konsumsi LPG 3 kg bersubsidi bakal melebihi kuota mencapai 8,28 juta MT.

"Dengan adanya peningkatan konsumsi dari masyarakat di tahun 2023, sehingga prognosa dari kelebihan kuota untuk LPG ini di 2023 adalah sebesar 8,28 juta MT. Nah, di mana 8,28 juta MT ini juga angka yang kami ajukan untuk bisa dijadikan acuan di dalam penyesuaian kuota," ujarnya.

Kemudian, dilakukan perhitungan ulang sehingga diperoleh angka kelebihan kuota menjadi 8,19 juta MT. Angka itulah yang akhirnya disepakati.

"Telah dilakukan perhitungan ulang dan mendapatkan persetujuan dari Kementerian ESDM untuk bisa diajukan ke Kementerian Keuangan untuk dirapatkan bersama tiga menteri sebesar 8,19 juta MT," ujar Riva.

2. Pertamina usul kuota solar ditambah jadi 18,1 juta KL

Mulyadi (tengah) melayani nelayan yang membeli biosolar di SPBUN Mojo, Pemalang, Jawa Tengah, Jumat (20/10/2023). (IDN Times/Dhana Kencana)

Pertamina juga mengusulkan kuota solar ditambah sebesar 7,8 persen atau 1,3 juta kilo liter (KL) dari kuota awal 16,8 juta KL menjadi 18,1 juta KL. Semula, konsumsi solar diproyeksikan akan meningkat sebesar 12,1 persen menjadi 19,6 juta KL. Namun, dengan berjalannya program subsidi tepat mulai Agustus 2023, Pertamina mampu melakukan penghematan dan juga pengendalian.

"Sehingga prognosa yang mungkin akan terjadi di akhir tahun dari yang memang secara tren di angka 19,6 juta KL ini menjadi 18,3 juta KL," tuturnya.

Pertamina sudah sempat mengajukan untuk dapat dilakukan penyesuaian kuota ke Kementerian ESDM dengan jumlah tersebut. Namun, setelah dilakukan perhitungan kembali dari Kementerian ESDM, angkanya direvisi.

Baca Juga: Bangun IKN, Pertamina Patra Niaga Jamin Suplai Bahan Bakar untuk PUPR

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya