TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Siap-Siap! Pertamina Geothermal Energy IPO Bulan Ini

Jumlah saham yang akan diperdagangkan tunggu persetujuan

PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) berhasil memproduksi listrik dari sumber energi bersih atau energi terbarukan sebesar 4.618 Giga Watt Hour sepanjang tahun 2020. (Dok. Pertamina)

Jakarta, IDN Times - PT Pertamina (Persero) siap membawa anak perusahaan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) alias melakukan penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO).

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, anak usaha yang siap untuk melakukan IPO adalah PT Pertamina Geothermal Energy (PGE). Jika tak ada kendala, PGE akan menjadi perusahaan publik pada Februari ini.

"Sedang dalam proses, mungkin yang pertama adalah PGE, insyaallah kalau tidak halangan," kata Nicke dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Selasa (31/12023) kemarin.

Baca Juga: Pertamina Geothermal Bakal IPO Awal Kuartal IV

Baca Juga: Capai Pengurangan Emisi, Pertamina Tingkatkan Kapasitas Geothermal

1. PHE akan menyusul setelah PGE

Pertamina Hulu Energi (PHE) (Dok. Pertamina)

Nicke menjelaskan pemegang saham memberikan target bahwa pada semester I-2023 ini Pertamina harus melakukan unlock value dalam bentuk IPO untuk PGE dan subholding upstream yang dalam hal ini adalah PT Pertamina Hulu Energi (PHE).

Dilanjutkan Nicke, PHE akan menyusul melantai di Bursa Efek Indonesia untuk memperdagangkan sahamnya setelah PGE.

"Kemudian nanti akan dilanjutkan dengan PHE (melakukan IPO di bursa)," ujarnya.

Baca Juga: Pertamina Geothermal Bakal IPO Awal Kuartal IV

2. Pertamina belum bisa umumkan jumlah saham yang akan dijual ke pasar

Gedung Pertamina. (Dok. Pertamina)

Dia menjelaskan bahwa tujuan dari IPO yang pertama adalah mendapatkan dana murah, dan kedua adalah transparansi dalam rangka melaksanakan bisnis berkelanjutan melalui penerapan prinsip-prinsip ESG atau Environmental, Social, and Governance.

Mengenai berapa banyak saham yang akan dilepas ke publik untuk diperjualbelikan, Nicke masih menunggu persetujuan dari pihak pemegang saham, dalam hal ini Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

"Kami belum mendapat persetujuan dari pemegang saham. Jadi ada baiknya nanti setelah mendapat persetujuan pemegang saham, kami bisa sampaikan ke publik," tambah Nicke.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya