TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sempat Mangkrak Tahunan, Pabrik Petrokimia Cilegon Produksi Maret 2025

Langsung berproduksi di 2025

Presiden Jokowi meninjau pembangunan pabrik PT Lotte Chemical Indonesia di Cilegon, Banten (IDN Times/Istimewa)

Intinya Sih...

  • Proyek Lotte Chemical di Cilegon hampir selesai, akan berproduksi pada Maret 2025.
  • Lotte Chemical Indonesia investasi 4 miliar dolar AS di Cilegon, menjadi bukti investasi Korea Selatan di Indonesia.

Jakarta, IDN Times - Proyek Lotte Chemical di Cilegon yang sempat mangkrak pada 2016 kini hampir selesai. Pembangunan fasilitas petrokimia terintegrasi itu dilakukan oleh Lotte Chemical Indonesia (LCI). 

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia menyatakan proyek tersebut dijadwalkan mulai berproduksi pada Maret 2025.

“Tahun 2016 sempat mangkrak, sekarang sudah mau hampir selesai, jadi bulan Maret 2025 itu sudah melakukan produksi,” kata dia dalam acara peresmian pabrik sel baterai kendaraan listrik pertama dan terbesar di Asia Tenggara di Karawang, Jawa Barat, Rabu (3/7/2024).

Baca Juga: Pabrik Kaca Terbesar Se-Asia Tenggara di Batang Mulai Produksi Agustus

1. Lotte Chemical gelontorkan investasi 4 miliar dolar AS

Ilustrasi investasi (Pixabay.com)

Bahlil menegaskan, proyek Lotte Chemical di Cilegon menjadi salah satu bukti nyata dari investasi Korea Selatan di Indonesia. Dia menjelaskan, perusahaan tersebut telah menggelontorkan dana sebesar 4 miliar dolar AS untuk investasi.

“Salah satu buktinya investasi dari Korea ini adalah Lotte Chemical. Lotte ini investasinya 4 miliar dolar AS di Cilegon,” ujarnya.

Baca Juga: Jokowi Resmikan Pabrik Baterai EV Pertama-Terbesar di Asia Tenggara

2. Jokowi perintahkan investasi tak dikuasai satu negara

Presiden Joko "Jokowi" Widodo meresmikan pabrik sel baterai kendaraan listrik di Karawang, Jawa Barat, Rabu (3/7/2024). (YouTube/Sekretariat Presiden)

Bahlil menyampaikan, Presiden Joko “Jokowi” Widodo telah memberikan arahan agar investasi di Indonesia harus bersifat inklusif dan tidak hanya dikuasai oleh satu negara tertentu, melainkan harus melibatkan banyak negara.

“Sesuai arahan Presiden Jokowi kepada kami agar investasi harus inklusif, tidak hanya dikuasai satu negara tertentu, tetapi harus mendatangkan banyak negara,” kata Bahlil.

Dia mengingat kembali pertemuan pada 2019 di Busan, Korea Selatan dan beberapa pertemuan lainnya di Korea, di mana Presiden Jokowi selalu menekankan pentingnya melaksanakan program alih teknologi melalui proses hilirisasi.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya