TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Rupiah Runtuh, Dolar AS Tembus Rp15.575 Sore Ini

Rupiah melemah 135 poin

Ilustrasi dolar AS (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah melemah tajam terhadap dolar AS pada penutupan perdagangan, Rabu (22/11/2023). Rupiah mengakhiri sore di level Rp15.575 per dolar AS.

Mengutip Bloomberg, mata uang Garuda melemah sebanyak 135 poin atau 0,87 persen pada penutupan. Pelemahan rupiah sore ini lebih dalam dibandingkan pada pembukaan perdagangan pagi tadi sebanyak 108,5 poin.

Baca Juga: Rupiah Roboh Pagi Ini Usai The Fed Beri Sinyal Hawkish

Baca Juga: BI Perkirakan Suku Bunga The Fed Bakal Naik Jadi 5,75 Persen

1. Nilai tukar rupiah berdasarkan kurs tengah BI

Nilai tukar rupiah juga melemah di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI), ke Rp15.584 per dolar AS pada Rabu (22/11/2023).

Kurs mata uang Garuda hari ini lebih besar dibandingkan posisi pada Selasa (21/11/2023) yang ada di level Rp15.436 per dolar AS. Dengan kata lain, rupiah melemah 148 poin.

2. Rupiah runtuh imbas the Fed beri sinyal kenaikan suku bunga

Investor memang punya persepsi bahwa bank sentral AS atau Federal Reserve (the Fed) sudah selesai menaikkan suku bunga. Itu seharusnya memberikan sentimen positif untuk rupiah.

Namun, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, risalah rapat the Fed pada Selasa (21/11/2023), menimbulkan keraguan mengenai kapan bank sentral akan mulai memangkas suku bunga.

"Mengingat sebagian besar pejabat Fed juga berulang kali mengisyaratkan kenaikan suku bunga untuk jangka waktu yang lebih lama," ujarnya.

Meskipun pelaku pasar tetap yakin bahwa the Fed tidak akan kembali menaikkan suku bunga, risalah the Fed memicu keraguan mengenai kapan bank sentral akan mulai memangkas suku bunganya.

"Investor juga memantau dengan cermat pengumuman ekonomi yang akan datang. Mereka sedang menunggu pernyataan musim gugur dari Menteri Keuangan Inggris Jeremy Hunt di House of Commons, yang dapat memberikan arahan lebih lanjut untuk pasar mata uang," tambahnya.

Baca Juga: Dituduh Kartel Suku Bunga, Asosiasi Pinjol Minta Ketemu KPPU

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya