TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Rupiah Menguat Tajam Lawan Dolar AS Usai Libur Panjang

Menguat ke level Rp15.300an

ilustrasi rupiah menguat (IDN Times/Aditya Pratama)

Intinya Sih...

  • Rupiah menguat menjadi Rp15.360 per dolar AS, naik 0,27 persen dari penutupan sebelumnya.
  • Penguatan rupiah didorong oleh tekanan terhadap dolar AS karena prospek pemangkasan suku bunga oleh The Fed.
  • Indeks dolar AS turun dari 101,22 ke 100,70, mencerminkan tingginya ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga acuan oleh The Fed.

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan Selasa (17/9/2024).

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah berada di level Rp15.360 per dolar AS, menguat sebesar 41,50 poin atau 0,27 persen, dibandingkan dengan penutupan sebelumnya.

Baca Juga: The Fed Diramal Pangkas Suku Bunga Pekan Depan, Dolar Ditekuk Rupiah

1. Dolar masih menghadapi tekanan prospek penurunan suku bunga AS

Pengamat pasar keuangan, Lukman Leong, menyebut penguatan rupiah didorong oleh tekanan yang dialami mata uang Negeri Paman Sam tersebut.

Dolar tertekan karena meningkatnya prospek pemangkasan suku bunga oleh Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) sebesar 50 basis poin, yang peluangnya kini mencapai 62 persen.

"Rupiah diperkirakan akan menguat terhadap dolar AS yang masih tertekan oleh meningkatnya prospek pemangkasan suku bunga oleh The Fed," ujar Lukman.

Baca Juga: Jurus Sukses Investasi Saham ala Lo Kheng Hong, Yuk Coba Biar Cuan

2. Ekspektasi pemangkasan suku bunga meningkat karena inflasi turun

Menurut pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra, dolar pagi ini berada dalam posisi yang lebih lemah dibandingkan akhir pekan lalu. Indeks dolar AS turun dari 101,22 ke 100,70.

Kondisi tersebut mencerminkan tingginya ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga acuan oleh The Fed, yang akan diumumkan pada Kamis dini hari WIB (19/9/2024).

Survei CME FedWatch menunjukkan peluang pemangkasan suku bunga sebesar 50 basis poin kini meningkat menjadi 67 persen, jauh lebih tinggi dibandingkan pekan-pekan sebelumnya yang hanya mencatat peluang sekitar 30 persen.

"Meningginya peluang pemangkasan yang lebih besar kemungkinan karena data inflasi AS yang dirilis pekan lalu menunjukkan penurunan dibandingkan bulan sebelumnya. Ini turut memberikan tekanan ke dolar," tuturnya.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya