Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah kembali menguat pada pembukaan perdagangan Rabu (11/9/2024) pagi. Tercatat, rupiah berada di level Rp15.445 per dolar Amerika Serikat (AS), berdasarkan data dari RTI Business.
Selepas pembukaan perdagangan, rupiah terus menunjukkan penguatan terhadap dolar AS. Hingga pukul 09.33 WIB, rupiah tercatat menguat ke level Rp15.408 per dolar AS, naik 37 poin atau 0,24 persen dibandingkan penutupan sebelumnya.
1. Konsolidasi rupiah diprediksi berlanjut
Pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra, memprediksi rupiah kemungkinan akan bergerak dalam pola konsolidasi, seperti yang terjadi pada perdagangan sebelumnya, ketika berada di bawah level Rp15.500 per dolar AS.
"Melihat pergerakan rupiah versus dolar AS kemarin yang masih bergerak di bawah kisaran Rp15.500, kemungkinan pola konsolidasi tersebut masih akan terjadi hari ini," ujarnya.
Pola tersebut diperkirakan akan terus berlangsung hingga rilis data ekonomi penting dari Amerika Serikat malam ini, yaitu data inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) untuk periode Agustus 2024.
Data inflasi tersebut sangat dinantikan oleh para pelaku pasar karena akan memberikan gambaran lebih jelas terkait peluang pemangkasan suku bunga acuan Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) ke depannya.
"Data inflasi AS yang dirilis pekan ini adalah data inflasi terakhir sebelum pengumuman kebijakan moneter Bank Sentral AS pekan depan," ujar Ariston.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Baca Juga: Asumsi Kurs Berubah, Subsidi Energi Susut Rp1,1 Triliun
2. Investor punya kecenderungan wait and see
Menurut pengamat pasar keuangan, Lukman Leong, rupiah diperkirakan cenderung stabil dan bergerak dalam pola konsolidasi pada perdagangan hari ini.
Para investor mengambil sikap wait and see, menunggu rilis data inflasi AS yang akan diumumkan malam ini. Data tersebut akan menjadi penentu penting dalam memproyeksikan arah kebijakan suku bunga The Fed ke depan.
"Rupiah diperkirakan akan cenderung datar dan berkonsolidasi. Invester wait and see menantikan data inflasi AS malam ini," ujar Lukman.