TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Rupiah Bertenaga Lawan Dolar, Diproyeksi Menguat Sampai Besok

Rupiah menguat 23 poin

ilustrasi rupiah menguat (IDN Times/Aditya Pratama)

Intinya Sih...

  • Rupiah menguat 23 poin menjadi Rp16.237 per dolar AS pada penutupan perdagangan Kamis.
  • Penguatan rupiah mencerminkan kenaikan sebesar 51 poin dari penutupan sebelumnya, dipicu oleh pernyataan Ketua Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell.
  • Nilai tukar rupiah diperkirakan akan bergerak fluktuatif namun cenderung menguat pada perdagangan Jumat, dengan proyeksi ditutup dalam rentang Rp16.180 hingga Rp16.260 per dolar AS.

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat ke Rp16.237 per dolar AS pada penutupan perdagangan, Kamis (1/8/2024) sore.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup menguat sebesar 23 poin atau 0,14 persen dibandingkan dengan penutupan sebelumnya, pada Rabu (31/7/2024).

Baca Juga: Rupiah Menguat Lawan Dolar di Tengah Ketegangan Timur Tengah

1. Rupiah juga menguat di JISDOR

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga mengalami penguatan pada perdagangan awal Agustus, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) yang dirilis Bank Indonesia.

Rupiah ditutup pada level Rp16.243 per dolar AS pada Kamis (1/8/2024). Penguatan tersebut mencerminkan kenaikan sebesar 51 poin dari penutupan sebelumnya yang berada di level Rp16.294 per dolar AS pada Rabu (31/7/2024).

2. Rupiah bertenaga berkat sinyal positif Bank Sentral AS

Menurut Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, penguatan rupiah hari ini disebabkan oleh pernyataan Ketua Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell, yang menyebutkan kemungkinan pemotongan suku bunga pada September jika inflasi tetap sesuai harapan.

Dalam konferensi pers setelah keputusan Fed untuk tidak mengubah suku bunga, Powell memberi harapan kepada investor bahwa pemotongan suku bunga bisa terjadi pada September, dengan alasan inflasi semakin mendekati target 2 persen.

“Powell mengisyaratkan bahwa pemotongan suku bunga dapat dilakukan paling cepat pada bulan September jika inflasi tetap sesuai dengan ekspektasi,” ujarnya.

Ibrahim juga mengomentari pernyataan Gubernur Bank of Japan (BOJ), Kazuo Ueda, yang mengatakan bank akan terus menaikkan suku bunga setelah kenaikan 15 basis poin pada Rabu, terutama jika ekonomi dan inflasi terus membaik sesuai perkiraan BOJ.

Meski pernyataan Ueda muncul setelah pasar tutup, itu menunjukkan bank sentral semakin mendekati akhir dari kebijakan stimulus yang sudah berlangsung selama bertahun-tahun. Saat ini, suku bunga acuan jangka pendek BOJ berada di sekitar 0,25 persen setelah kenaikan pada Rabu.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya