TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Respons Bos AirAsia, Bahlil: Gak Benar Avtur Kita Paling Mahal

Bahlil akan cek ke Pertamina

Bahlil Lahadalia. (Dok/Screenshot Youtube BKPM).

Jakarta, IDN Times - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia menegaskan anggapan mengenai harga avtur di Indonesia sebagai yang termahal di ASEAN tidak benar.

Dia membantah klaim tersebut dan menyatakan pernyataan mengenai tingginya harga avtur di Indonesia tidak berdasar.

"Nggak benar kalau dianggap bahwa harga avtur kita yang paling mahal di Asia, gak lah, gak benar itu," kata dia kepada jurnalis di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (12/9/2024).

1. Bahlil akan cek langsung ke Pertamina

Kantor pusat PT Pertamina (Persero). (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Namun, merespons keluhan yang sempat disampaikan oleh CEO AirAsia mengenai mahalnya harga bahan bakar tersebut, Bahlil menyatakan dirinya akan melakukan pengecekan terkait harga avtur di Pertamina.

"Saya akan cek di Pertamina, tapi setahu saya Pertamina sudah memberikan penjelasan kan," ujar mantan Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) itu.

Baca Juga: Biar Lebih Murah, Menhub Usul Penjualan Avtur Dikelola Multiprovider

2. Tony Fernandes sebut avtur di Indonesia lebih mahal

CEO AirAsia Tony Fernandes dalam Diskusi bersama Media.(IDN Times/Triyan)

Sebelumnya, CEO AirAsia Tony Fernandes menyatakan akan bertemu Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan untuk membahas dan mencari solusi soal harga tiket pesawat Indonesia yang mahal.

"Banyak orang menyalahkan maskapai untuk tarif tiket. Kenyataannya, kita harus membayar bahan bakar, kita harus menghadapi nilai tukar dan itu di luar kendali kita, yang mana kita ingin bicarakan dengan Pak Luhut," kata Tony kepada wartawan di Fairmont Jakarta, Kamis (5/9/2024). 

Dalam catatanya, ada beberapa faktor yang membuat harga tiket pesawat di Indonesia mahal. Faktor pertama, harga bahan bakar pesawat atau avtur di Indonesia yang lebih tinggi dibandingkan negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) lainnya, termasuk Malaysia.

"Harga bahan bakar di Indonesia jauh lebih tinggi daripada negara-negara ASEAN lainnya, sekitar 28 persen lebih tinggi," ujar Tony. 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya