TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Rakyat Dapat Apa dari Hilirisasi Nikel? Begini Jawaban Jokowi

Hilirisasi nikel dituding hanya untungkan perusahaan

Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, saat membuka PON 2024 Aceh-Sumut. (IDN Times/Muhammad Saifullah)

Intinya Sih...

  • Nilai ekspor nikel melonjak tajam setelah penghentian ekspor bijih mentah pada 2021.
  • Hilirisasi menjadi kunci dalam meningkatkan nilai tambah komoditas, dengan mengolah nikel mentah menjadi produk bernilai lebih tinggi.

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo memamerkan lonjakan nilai ekspor nikel setelah penghentian ekspor bijih mentah pada 2021. Semula, nilai ekspor hanya 3 miliar dolar AS atau setara Rp45 triliun per tahun.

Namun, setelah kebijakan tersebut diterapkan, nilai ekspor melonjak tajam menjadi Rp340 triliun pada 2021, dan terus meningkat hingga mencapai Rp520 triliun pada 2023.

"Ada yang menyampaikan pada saya, 'Pak, itu yang untung kan perusahaan Pak, rakyat dapat apa?'," ujar Jokowi saat membuka Kongres ISEI & Seminar Nasional 2024, Surakarta, Kamis (19/9/2024).

"Jangan keliru kita pungut pajak dari sana, pajak perusahaan, pajak karyawan, bea ekspor, pajak ekspor, bea keluar, belum PNBP-nya/penerimaan negara bukan pajak, sangat besar sekali," sambungnya.

1. Jokowi banggakan produk turunan yang dihasilkan dari nikel

IDN Times/Istimewa

Jokowi menegaskan hilirisasi menjadi kunci dalam meningkatkan nilai tambah komoditas. Dia menyebutkan keberhasilan Indonesia dalam mengolah nikel mentah atau (nickel ore) menjadi produk bernilai lebih tinggi, seperti nickel pig iron (NPI), nickel matte, hingga stainless steel.

"Dan masuk ke turunan-turunan baik garpu, sendok, jarum suntik dan ratusan turunan lainnya yang ini masih dalam proses semuanya, etapi paling tidak sekarang kita sudah sampai ke stainless steel," sebutnya.

Selain itu, Jokowi menyebutkan nickel ore yang diolah melalui smelter dan teknologi High Pressure Acid Leach (HPAL) kini sudah menghasilkan prekursor, katoda, dan sel baterai. Saat ini, industri sel baterai Indonesia telah mampu memproduksi untuk sekitar 180 ribu mobil listrik.

"Kalau nanti bisa meningkat menjadi juta itu kita baru memiliki daya saing yang kuat dengan negara-negara lain," ujarnya.

Baca Juga: Mundurnya Raksasa Eropa dari Proyek Hilirisasi Nikel RI

2. Indonesia juga melakukan hilirisasi tembaga dan bauksit

Smelter Tembaga Manyar di Gresik, Jawa Timur (Jatim) yang dikelola PT Freeport Indonesia (PTFI). (dok. PTFI)

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyataka,  setelah Indonesia menghentikan ekspor bijih nikel pada 2020, kebijakan serupa juga diterapkan pada tembaga dua tahun lalu.

"Dari tembaga yang saya lihat di lapangan, tembaga menjadi barang-barang yang sudah jadi, copper foil, kabel rangka mobil," papar Jokowi.

Selain itu, dia juga menjelaskan hilirisasi bauksit. Salah satu fasilitas pengolahan bauksit telah beroperasi di Bintan, dan minggu depan dia akan meresmikan smelter bauksit lainnya di Mempawah, Kalimantan Barat.

"Berarti ada dua dari sini nanti akan jadi. Yang di Mempawah ini miliknya BUMN akan jadi aluminium, velg mobil, body pesawat, semuanya," ucap Jokowi.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya