TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Potensi EBT RI 24 Ribu MW, Jokowi Minta Izin Urus PLTP Dibenahi

Lambatnya proses birokrasi harus dibenahi

Presiden Jokowi Resmikan Pembukaan Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition (IIGCE) ke-10 di JCC (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Intinya Sih...

  • Presiden Jokowi heran dengan lambatnya proyek PLTP di Indonesia, meskipun potensinya besar
  • Lamanya waktu konstruksi proyek PLTP dapat membuat investor kehilangan kesabaran

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo menyatakan keheranannya terkait lambatnya perkembangan proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) di Indonesia, meskipun memiliki potensi sebesar 24 ribu megawatt (MW).

Dia mengungkapkan banyak investor yang tertarik untuk mengembangkan energi hijau, termasuk energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia, namun proyek tersebut tidak berjalan secepat yang diharapkan.

"Banyak investor yang mencari energi hijau (EBT) dan potensinya ada 24 ribu megawatt, sudah kita kerjakan, tapi kok tidak berjalan secara cepat," kata Jokowi dalam Opening Ceremony The 10th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2024 di JCC Jakarta, Rabu (18/9/2024).

1. Investor bisa-bisa menyerah jika harus menunggu lama

Presiden Jokowi Resmikan Pembukaan Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition (IIGCE) ke-10 di JCC (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Dia menyoroti lamanya waktu yang diperlukan untuk memulai konstruksi proyek PLTP, yang bisa mencapai waktu 5 hingga 6 tahun. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyatakan, proses yang begitu lama dapat membuat investor kehilangan kesabaran dan enggan melanjutkan proyek tersebut.

Jokowi juga mengakui meskipun dirinya sering disebut sebagai pribadi yang sabar, dia merasa tidak akan sanggup menunggu hingga 6 tahun untuk sebuah proyek bisa dimulai.

"Kalau saya, nggak kuat saya. Meskipun banyak yang menyampaikan saya sabar, tapi untuk nunggu 6 tahun nggak kuat," tuturnya.

Baca Juga: Urus Izin Bangun PLTP Butuh 6 Tahun, Jokowi: Siapa yang Mau Investasi?

2. Leletnya proses untuk memulai pembangunan harus dibenahi

Presiden Jokowi Resmikan Pembukaan Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition (IIGCE) ke-10 di JCC (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Jokowi mengungkapkan berdasarkan penjelasan Menteri ESDM, salah satu hambatan utama dalam pengembangan proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi adalah prosesnya yang memakan waktu dari tahap awal hingga konstruksi.

Dia menekankan masalah tersebut harus segera dibenahi agar potensi sebesar 24 dibu megawatt, yang saat ini baru 11 persen dikerjakan, bisa segera diakselerasi oleh para investor.

"Agar dari 24 ribu megawatt yang baru dikerjakan hanya 11 persen itu bisa segera dikerjakan oleh para investor, sehingga kita memiliki tambahan listrik hijau yang lebih banyak," paparnya.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya