TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Polusi Jakarta Makin Berbahaya, Luhut Dorong Pensiun PLTU Suralaya

Bisa turunkan indeks kualitas udara di Jakarta

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan dalam IOG SCM SUMMIT 2024 di JCC, Jakarta, Rabu (14/8/2024). (IDN Times/Trio Hamdani)

Intinya Sih...

  • Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan ungkap rencana pemerintah hentikan operasi PLTU Suralaya demi turunkan polusi udara di Jakarta.
  • Indeks kualitas udara di Jakarta mencapai level berbahaya, 150-200, sangat membahayakan kesehatan masyarakat.

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan, rencana pemerintah untuk menghentikan operasi PLTU Suralaya guna menurunkan tingkat polusi udara di Jakarta, yang telah mencapai level berbahaya.

Dia menyatakan, pemerintah akan menggelar rapat untuk membahas masalah polusi udara di Jakarta. Menurutnya, indeks kualitas udara di Jakarta berada pada angka yang sangat tinggi, berkisar antara 150 hingga 200, yang menurutnya, sangat berbahaya bagi kesehatan masyarakat.

“Jadi, ini sangat berbahaya bagi kita. Dan kami menghabiskan Rp38 triliun untuk BPJS (Kesehatan) dan juga pengeluaran pribadi untuk kesehatan mereka,” kata Luhut dalam IOG SCM SUMMIT 2024 di JCC, Jakarta, Rabu (14/8/2024).

1. Sudah dibahas dan disepakati PLTU Suralaya pensiun dini

Warga melintas dengan latar belakang PLTU Suralaya di Kota Cilegon, Banten, Rabu (6/12/2023). (ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas)

Luhut menyampaikan dalam diskusi terbaru, pemerintah mempertimbangkan untuk menutup PLTU Suralaya. Menurutnya, langkah itu merupakan bagian dari transisi energi yang adil dan dapat berkontribusi signifikan dalam memperbaiki indeks kualitas udara di Jakarta.

“Jadi kami berdiskusi kemarin, kami akan membawa ke pertemuan bahwa Suralaya, kami harus menutup ini,” ujarnya.

Baca Juga: Anak Usaha PLN Sulap Serbuk Gergaji Jadi Bahan Bakar PLTU Bengkayang

2. Pemerintah lakukan kajian sebelum PLTU Suralaya dipensiunkan

PLTU Suralaya, Cilegon (IDN Times/Muhamad Iqbal)

Dia menyatakan, jika PLTU Suralaya ditutup, langkah tersebut dapat menjadi bagian dari upaya transisi energi yang adil di Indonesia. Dia memperkirakan penutupan itu berpotensi mengurangi indeks kualitas udara di Jakarta hingga 50 atau 60 poin.

“Jika kita menutup Suralaya, saya pikir bagian dari transisi energi yang adil, ini juga bisa mengurangi mungkin 50 atau 60 poin indeks kualitas udara di Jakarta,” tuturnya.

Untuk itu, pemerintah berencana mengadakan rapat khusus membahas kondisi PLTU Suralaya yang telah beroperasi selama lebih dari 40 tahun dan diketahui menjadi salah satu sumber polusi.

“Jadi kita pengen exercise, kita pengen kaji. Kalau bisa kita tutup supaya mengurangi polusi Jakarta,” ucap Luhut.

Baca Juga: Menkeu Sebut Indonesia Rampungkan Pensiun Dini PLTU 660 Megawatt

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya